-->

MAKALAH RERANGKA KONSEPTUAL – SUATU MODEL

MAKALAH

RERANGKA KONSEPTUAL – SUATU MODEL

MATA KULIAH : TEORI AKUNTANSI


 


Dosen Pengampu :

Disusun Kelompok 4 :


PROGRAM STUDI AKUNTANSI

TAHUN 2019





RERANGKA KONSEPTUAL SUATU MODEL

A. Tujuan pelaporan keuangan

Tujuan adalah kearah mana segala upaya, tindakan, dan pertimbangan dicurahkan. Oleh karena itu, penentuan tujuan pelaporan keuangan langkah yang paling kruasial dalam perekayasaan akuntansi. Tujuan pelaporan menentukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang relevan, yang akhirnya menentukan bentuk, isi, jenis, dan susunan statemen keuangan. Dengan demikian diharapkan tujuan yang lebih luas (tujuan ekonomik dan social Negara) akan tercapai pula.

Pemakai dan kepentingannya

Kepentingan pemakai juga beragam tidak hanya antar kelompok pemakai tetapi juga didalam kelompok pemakai. Beragam kepentingan antara lain adalah pertanggungjawaban, kebermanfaatan, keputusan, riset keuangan dan pasar, penentuan tarif, penentuan pajak, pengendalian social, pengendalian alokasi sumber daya ekonomik, dan  pengukuran kinerja entitas, jadi penentuan tujuan merupakan suatu proses yang kompleks. Masalah penyusunan tujuan adalah  menentukan siapa yang dituju, apa saja kepentingannya, seberapa luas (banyak) informasi yang diinginkan, apa saja sumber informasi yang telah tersedia, dan seberapa banyak informasi dapat dilayani melalui statemen keuangan.

Most menunjukkan dua pendekatan dalam penentuan tujuan penyediaan infornasi (pelaporan keuangan), yaitu

  1. Menyediakan informasi untuk sehimpunan pemakai umum yang mempunyai bermacam-macam kepentingan keputusan.
  2. Menyediakan informasi untuk kelompok pemakai tertentu yang mempunyai kepentingan tertentu yang diketahui.

Dengan pendekatan (1) pelaporan keuangan diarahkan untuk menghasilkan satu set data (satu set statemen keuangan) untuk berbagai pemakai dan kepentingan. Pendekatan (2) berasumsi bahwa kebutuhan informasi dan model pengambilan keputusan para atau kelompok pemakai diketahui dengan pasti sehingga dapat disusun berbagai statemen/laporan khusus untuk melayani berbagai keperluan pengambilan keputusan tiap kelompok pemakai.

Aspek Sosial Tujuan Pelaporan

Sebagai teknologi, pelaporan keuangan dalam suatu Negara harus direkeyasa sehingga tujuan social dan ekonomik Negara tercapai. Tujuan nasional dapat tercapai apabila kegiatan individual dengan berbagai motivasi untuk mencapai tujuan individualnya juga memaksimumkan tujuan Negara.

a. Tujuan Fungsional

Adalah tujuan masyarakat atau organisasi secara keseluruhan tanpa memperhatikan tujuan atau motivasi masing-masing individual didalamnya. Tujuan individual tidak dapat diamati sedangkan tujuan fungsional dapat diidentifikasi dengan mengamati konsekuensi-konsekuensi dari kegiatan masyarakat atau organisasi nyata yang terjadi.

b. Tujuan Bersama

Suatu atau beberapa (subhimpunan) tujuan individual yang sama dengan tujuan individual yang lainnya. Kalau tujuan fungsional disusun tanpa memperhatikan tujuan-tujuan individual, tujuan bersama ditentukan dengan mengidentifikasi dahulu tujuan-tujuan individual kemudian memilih tujuan-tujuan individual (seluruh anggota masyarakat) yang sama untuk dijadikan tujuan kegiatan social.

c. Tujuan Kelompok Dominan

Bila tujuan dan model pengambilan keputusan semua individual atau kelompok (grup) individual dapat diidentifikasi, tujuan beberapa individual atau beberapa kelompok individual yang dominan dalam suatu kegiatan masyarakat dapat dijadikan tujuan kegiatan social (dan ekonomik) masyarakat bersangkutan. Kelompok atau grup dominan adalah kelompok yang konsekuensi keputusan atau tindakannya mempengaruhi secara kuat semua anggota masyarakat.

B. PERKEMBANGAN TUJUN PELAPORAN KEUANGAN 

Tujuan laporan keuangan dalam profesi akuntansi diamerika mengalami semacam evolusi. Wolk, Tearney, dan donald (2001, bab 6 ) mendeskripsikan dan membahas perkembangan tujuan pelaporan yang ada diamerika mulai dari dokumen yang dihasilkan komite eksekutif amerikan accounting association berupa statemen of basic accounting theory ( ASOBAT) sampai dokumen yang dihasilkan FASB berupa conceptual framework.

  • Tujuan Versi ASOBAT

Walaupun berorientasi pada kebutuhan pemakai, komite eksekutif AAA tidak secara spesifik mengidentifikasi pihak pemakai laporan keuangan. Komite ini mendefinisikan tujuan laporan keuangan dengan menunjukkan manfaatnya untuk:

  1. Membuat keputusan-keputusan yang berkaitan dengan penggunaan sumber daya (alam, fisis, manusia, dan financial) yang terbatas.
  2. Mengarahkan dan mengendalikan sumber daya fisis dan manusia suatu organisasi secara efektif.
  3. Memelihara dan melaporkan pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepada manajemen.
  4. Memberi kemudahan berjalannya fungsi dan pengendalian social.

Dapat disimpulkan bahwa pemakai yang diarah oleh tujuan diatas adalah berbagai kelompok yaitu manajemen, investor, kreditor, pegawai, pemasok, dan regulator walaupun tujuan social juga menjadi perhatian sebagaimana terefleksi dalam tujuan keempat.

  • Tujuan versi APB No. 4

Tujuan dasar akuntansi keuangan dan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi tentang keuangan perusahaan yang berguna untuk membuat keputusan ekonomi.

  • Tujuan Versi Trueblood Committee

Tujuan pelaporan yang diajukan oleh komite trueblood tidak jauh berbeda dengan tujuan dalam ASOBAT maupun APB No. 4 kecuali bahwa tujuan dalam laporan komite trueblood lebih rinci dan mengidentifikasi aspek-aspek tujuan. Dua hal yang penting yang ditekankan pada komite ini adalah daya melaba (earnings power) dan elemen aliran kas.

C. Tujuan Pelaporan Keuangan FASB

Adalah untuk memberikan informasi yang dapat digunakan untuk membuat keputusan bisnis dan ekonomi. FASB mendasarkan penyusunan tujuan pelaporan pada tiga aspek landasan pikiran yaitu bahwa

  1. Tujuan pelaporan keuangan ditentukan oleh lingkungan ekonomik, hokum, politis dan social tempat akuntansi diterapkan.
  2. Tujuan pelaporan dipengaruhi oleh karakteristik dan keterbatasan informasi yang dapat disampaikan melalui mekanisme laporan keuangan.
  3. Tujuan pelaporan memerlukan suatu focus untuk menghindari terlalu umumnya informasi akibat terlalu banyaknya pihak pemakai yang ingin dipenuhi kebutuhan informasionalnya.



  • Kontek lingkungan tujuan pelaporan


Tujuan FASB didasarkan atas lingkungan ekonomik, hokum, politis, dan social, diamerika, lingkungan penerapan akuntansi diberi ciri sebagai berikut:

  1. Sistem ekonomi pasar yang maju 
  2. Sistem produksi, keuangan, dan perbankan yang canggih.
  3. Pemisahan antara pemilikan dan manajemen; kegiatan perusahaan dijalankan melalui perusahaan/badan usaha milik investor.
  4. Pasar modal sebagai sarana pemenuhan modal utama selain lembaga keuangan.
  5. Pemilikan pribadi sumber ekonomi diakui dan dilindungi pemerintah, sumber daya produktif lebih banyak, dikelola oleh swasta atau pribadi dari pada oleh pemerintah dan pemerintah  bertindak sebagai regulator.
  6. Pemerintah membantu kegiatan bisnis dan ekonomik dengan menyediakan informasi public yang sebagian berasal dari informasi pelaporan keuangan yang disediakan olrh tiap badan usaha.
  7. Realibilitas dan kreditabilitas informasi dalam pelaporan keuangan dicapai melalui pengauditan oleh auditor independen.



  • Karakteristik dan kebutuhan informasi


Tujuan pelaporan dipengaruhi oleh karakteristik dan keterbatasan tentang jenis informasi yang dapat disediakan. Karakteristik dan keterbatasan tersebut adalah bahwa informasi yang disediakan melalui mekanisme pelaporan keuangan:

  1. Lebih berkaitan dengan badan usaha atau perusahaan daripada dengan industry atau ekonomi secara keseluruhan.
  2. Lebih merupakan informasi kuantitatif yang bersifat pendekatan daripada hasil perhitungan yang pasti.
  3. Sebagian besar merefleksi pengaruh transaksi dan kejadian yang telah terjadi.
  4. Hanya merupakan salah satu sumber informasi yang dibutuhkan oleh mereka yang mengambil keputusan tentang badan usaha.
  5. Persediaan dan penggunaannya memerlukan atau melibatkan kos sehingga pertimbangan kos manfaat dapat membatasi apa yang harus dilaporkan.



  • Focus atau cakupan informasi


Pertimbangan atau penalaran FASB untuk memfokuskan pelaporan pada pelaporan keuangan umumnya diuraikan berikut ini:

  1. Tujuan pelaporan didasarkan pada keperluan para pemakai eksternal yang tidak mempunyai autoritas untuk menentukan atau akses untuk memperoleh informasi yang mereka perlukan sehingga mereka harus menggantungkan pada informasi yang disampaikan oleh manajemen kepada mereka.
  2. Oleh Karena itu tujuan pelaporan disusun atas dasar gagasan bahwa kemampuan perusahaan untuk menciptakan aliran kas yang menguntungkan merupakan focus atau kepentingan umum/bersama dari berbagai pemakai informasi.
  3. Tujuan pelaporan berkaitan dengan penyediaan informasi luas untuk melayani keputusan investasi dan kredit bukan hanya dengan informasi yang dapat dituangkan dalam bentuk statemen keuangan. Dengan kata lain, tujuan pelaporan lebih diarahkan untuk pelaporan keuangan dan tidak hanya untuk statemen keuangan.


D. Tujuan Pelaporan Entitas Non Bisnis

Tujuan pelaporan keuangan untukorganisasi non bisnis dimasukkan sebagai salah satu komponen rerangka konseptual. FASB berargumen bahwa krakteristik kedua kategori organisasi mengandung persamaan dan perbedaan tetap tidak perlu disusun dua rerangka konseptual.

Tujuan utama 

adalah pelaporan keuangan organisasi non bisnis harus menyediakan informasi yang bermanfaat bagi para penyedia dana dan pemakai lain, baik berjalan maupun potensial, dalam membuat keputusan-keputusan rasional tentang alokasi dana ke organisasi tersebut.

Tujuan spesifik 


  • Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi untuk membantu para penyedia dana dan pemakai lain, baik berjalan maupun potensial, dalam menilai jasa-jasa yang disediakan organisasi dan kemampuannya untuk menyediakan jasa-jasa tersebut.
  • Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi yang bermanfaat bagi para penyedia dana dan pemakai lain, baik berjalan maupun potensial, dalam menilai bagaimana para manajer organisasi nonbisnis telah melaksanakan tanggung jawab kepengurusannya dan aspek-aspek lain kinerjanya.
  • Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi tentang sumber daya kewajiban, dan sumber daya bersih perusahaan dan akibat dari transak-transaksi, kejadian dan keadaan yang mengubah sumber daya dan hak atas sumber daya tersebut.
  • Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi tentang kinerja organisasi selama suatu periode..
  • Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi bagaimana organisasi mendapatkan dan membelanjakan kas atau sumber likuid lain, tentang pinjaman dan pelunasannya, dan factor lain yang dapat mempengaruhi likuiditas organisasi.
  • Pelaporan keuangan harus mencakupi penjelasan-penjelasan dan interprestasi-interprestasi untuk membantu para pemakai memahami informasi keuangan yang disediakan.


FASB mengidentifikasi cirri-ciri nonbisnis yang menjadikan tujuan pelaporan organisasi non bisnis berbeda dengan organisasi bisnis. Cirri-ciri tersebut adalah SFAC No. 4 prag. 6:

  • Penerimaan sumber ekonomik yang cukup besar dari penyedia dana yang tidak mengharapkan untuk menerima imbalan atau manfaat yang proposional dengan sumber ekonomik yang diserahkan.
  • Tujuan operasi selain menyediakan/menjual barang dan jasa untuk mendatangkan laba atau setara laba.
  • Tidak terdapatnya hak pemilikan dengan proporsi tertentu/pasti yang dapat dijual, dipindahtangankan, atau ditarik, atau mengandung hak yuridis atas bagian dari sisa kekayaan dalam hal organisasi dilikuidasi.


E. Karakteristik Kualitatif Informasi

Kriteria yang menjadi pedoman kebijakan akuntansi sangat erat kaitannya dengan masalah apakah informasi suatu objek bermanfaat untuk pengambilan keputusan bagi pihak pemakai yang dituju. Kebermanfaatan merupakan suatu karakteristik yang hanya dapat ditentukan secara kualitatif dalam hubungannya dengan keputusan, pemakai dan keyakinan pemakai terhadap informasi. Oleh karena itu kriteria ini disebut karakteristik kualitatif informasi akuntansi.


  • Nilai Informasi


Informasi dikatakan mempunyai nilai apabila informasi tersebut:

  • Menambah pengetahuan pembuat keputusan tentang keputusannya dimasa lalu, sekarang atau masa dating.
  • Menambah keyakinan para pemakai mengenai probabilitas terealisasinya suatu harapan dalam kondisi ketidak pastian.
  • Mengubah keputusan perilaku para pemakai.


  • Keterpahamian

Adalah kemampuan informasi untuk dapat dicerna maknanya oleh pemakai. Factor yang mempengaruhi kepahamian informasi adalah pemakai dan informasi itu sendiri.

  • Keberpautan 

Adalah kemampuan informasi untuk membantu pemakai dalam membedakan beberapa alternative keputusan sehingga pemakai dapat dengan mudah menentukan pilihan.


  • Nilai Prediktif


Adalah kemampuan informasi untuk membantu pemakai dalam meningkatkan probabilitas bahwa harapan-harapan pemakai akan munculan/hasil (outcomes) suatu kejadian masa lalu atau dating akan terjadi.

  • Nilai Balikan

Adalah kemampuan informasi untuk membantu pemakai dalam mengkonfirmasi dan mengoreksi harapan-harapan pemakai dimasa lalu.

  • Ketepatwaktuan

Adalah tersedianya informasi bagi pembuat keputusan pada saat dibutuhkan sebelum informasi tersebut kehilangan kekuatan untuk mempengaruhi keputusan.

  • Keterandalan

Adalah kemampuan informasi untuk member keyakinan bahwa informasi tersebut benar atau valid. Informasi akan menjadi berkurang nilainya kalau orang yang menggunakan informasi meragukan kebenaran atau validitas informasi tersebut.

  • Ketepatan Penyimbolan

Adalah kesesuaian atau kococokan antara pengukur atau deskripsi dan fenomena yang diukur atau dideskripsi.

  • Keterujian

Adalah kemampuan informasi untuk member keyakinan yang tinggi kepada para pemakai karena tersedianya sarana bagi para pemakai untuk menguji secara independen ketepatan penyimbolan (kebenaran atau validitas informasi).

  •  Kenetralan

Adalah Ketidakberpihakan kepada grup tertentu atau ketidakberbiasaan dalam perlakuan akuntansi.

  •  Keterbandingan

Adalah kemampuan informasi untuk membantu para pemakai mengidentifikasi persamaan dan perbedaan antara dua perangkat fenomena ekonomik (misalnya dua perangkat statemen keuangan yang merepresentasi kegiatan dua badan usaha.

  •  Materialitas

Adalah besar kecilnya atau magnitude suatu penghilangan atau pesalah sajian informasi akuntansi yang menjadikan besar kemungkinan bahwa pertimbangan seorang bijaksana yang mengandalkan diri pada informasi tersebut berubah atau terpengaruh oleh penghilangan/pengabaian atau pesalah sajian tersebut.

F. Elemen-Elemen Statemen keuangan

Elemen statemen kuangan adalah makna atau konstruk yang sengaja ditntukan dalam perekayaaan akuntansi untuk menyimbolkan atau mempresentaasikan realitas kegiatan usaha suatu badan usaha sehingga orang dapat membayangkan realitas kegiatan tersebut secara keuangan tanpa harusmenyaksikan sendiri secara fisis kegiatan tersebut.
Berikut adalah elemen-elemen yang diidentifikasi FASB:

1. Asset

Adalah manfaat ekonomik masa dating yang cukup pasti yang diperoleh dan dikuasai oleh suatu entitas sebagai hasil transaksi atau kejadian dimasa lalu.

2. Kewajiban

Adalah pengorbanan manfaat ekonomik masa dating yang cukup pasti yang timbul dari keharusan (obligasi) sekarang suatu entitas untuk menstransfer asset atau menyerahkan jasa kepada entitas lain dimasa datang sebagai akibat dari transaksi atau kejadian dimasa lalu

3. Ekuitas atau Asset Bersih

Adalah hak residual terhadap asset suatu entitas yang masih tersisa setelah mengurangi asset dengan kewajibannya.

4. Investasi oleh pemilik

Adalah kenaikan dalam ekuitas suatu badan usaha sebagai akibat dari transfer ke tia dari entitas lain sesuatu yang bernilai untuk mendapatkan atau menaikkan hak pemilikan didalamnya.

5. Distribusi ke Pemilik

Adalah penurunan dari ekuitas suatu badan usaha sebagai akibat pentransferan asset, penyerahan jasa dan penimbulan kewajiban oleh badan usaha tersebut kepada pemilik.

6. Laba Komprehensif

Adalah perusahaan dalam ekuitas suatu badan usaha selama suatu periode yang berasal dari transaksi dan kejadian lain dan kondisi dari sumber-sumber non pemilik.

7. Pendapatan

Adalah aliran masuk asset atau kenaikkan asset lainnya pada suatu entitas atau penyelesaian/pelunasan kewajiban entitas tersebut dari penyerahan atau produksi barang, pemberian/penyerahan jasa atau kegiatan lain yang membentuk operasi sentral atau utama dan berlanjut dari entitas tersebut.

8. Biaya

Adalah aliran keluar asset atau penyerapan asset lainnya pada suatu entitas atau penimbulan kewajiban entitas tersebut (atau kombinasi keduanya) dari penyerahan atau produksi barang atau kegiatan lain yang membentuk operasi sentral atau utama dan berlanjut dari entitas tersebut.

9. Untung 

Adalah kenaikan dalam ekuitas yang berasal dari transaksi peripheral atau insedental suatu entitas dan dari semua transaksi atau kejadian atau keadaan lain yang mempengaruhi entitas tersebut, kecuali kenaikan sebagai akibat dari pendapatan atau investasi oleh pemilik.

10. Rugi

Adalah penurunan dalam ekuitas yang berasal dari transaksi peripheral atau insedental suatu entitas dan dari semua transaksi atau kejadian atau keadaan lain yang mempengaruhi entitas tersebut, kecuali penurunan sebagai akibat dari ‘biaya atau distribusi ke pemilik.
FASB mendefisinisikan elemen-elemen aliran kas dalam bentuk standar yaitu statement of financial aaccounting standards no. 95. “statement of cash flows.” Aliran kas bersih terdiri dari 3 aliran:

A. Aliran Kas Dari Kegiatan Operasi

Adalah aliran kas bersih yang berkaitan dengan kegiatan yang meliputi semua transaksi dan kejadian yang bukan termasuk dalam kegiatan investasi dan pendanaan.

B. Aliran Kas dari Kegiatan Investasi

Adalah aliran kas bersih yang berkaitan dengan kegiatan yang meliputi pemberian dan pelunasan pinjaman dan pemerolehan dan penjualan instrument hutang atau ekuitas, gedung, pabrik, perlengkapan, dan asset produktif lainnya yaitu asset yang dipelihara atau digunakan dalam produksi barang atau jasa oleh badan usaha.

C. Aliran Kas dari Kegiatan Pendanaan

Adalah aliran kas bersih yang berkaitan dengan kegiatan yang meliputi pemerolehan dana dari pemilik dan pemberian imbalan dan kembalian investasinya; peminjaman uang dan pengembalian jumlah uang yang dipinjam atau penyelesaian utang tersebut dengan cara lain;  pemerolehan dan pembayaran sumber dana lain yang diperoleh dari kreditor atas kredit jangka panjang.

G. Pengukuran dan Pengakuan

Agar secara teknis penyusunan statemen keuangan dapat dilaksanakan dengan mudah, diperlukan sarana (berupa buku besar atau ledgers) untuk mencatat hasil pengukuran. Bila suatu hasil pengukuran dicatat dalam sistem pembukuan, berarti informasi tersebut dengan sendirinya akan disajikan via statemen keuangan (incorporated info financial statements).
Perlunya pedoman umum tentang pengukuran dan pengakuan yang akan digunakan oleh penyusun standar dalam menentukan suatu perlakuan akuntansi didasarkan pada pertanyaan bagaimana dan kapan hasil pengukuran dapat dicatat dalam sistem akuntansi. Oleh karena itu, perekayasa pelaporan harus menetapkan konsep-konsep pengukuran serta pengakuan sebagai pedoman umum tersebut.


  • Pelaporan dan Statemen Keuangan

Walaupun memiliki tujuan yang sama, pelaporan keuangan (financial reporting) harus dibedakan dengan statemen keuangan (financial statements). FASB menyatakan bahwa statemen keuangan adalah media utama atau cirri sentral pelaporan keuangan (a central feature of financial reporting).
Pelaporan keuangan meliputi penyampaian informasi yang wajib secara luas (mandatory) dan sukarela  (voluntary). Lebih dari itu, informasi tertentu yang bermanfaat mungkin lebih baik (efektif) kalau disajikan melalui statemen keuangan sementara informasi yang lain akan lebih efektif kalau disajikan melalui media selain statemen keuangan.
Pengukuran dan pengakuan menentukan lingkup pelaporan keuangan yang wajib disajikan melalui seperangkat penuh statemen keuangan (wajib secara sempit atau spesifik). Kewajiban spesifik tersebut ditimbulkan melalui standar akuntansi. Sampai tingkat tertentu, penyusun standar dapat mempengaruhi penyampaian informasi di luar statemen keuangan melalui standar akuntansi.

  • Seperangkat Statemen Keuangan

Tujuan pelaporan, karakteristik kualitatif, dan elemen statemen keuangan akan menentukan jenis statemen apa saja yang membuat seperangkat penuh statemen keuangan (a full set of financial statements). Sekelompok elemen akan membentuk jenis statemen keuangan tertentu. FASB menyatakan bahwa seperangkat penuh statemen keuangan untuk suatu perioda harus menunjukkan informasi:

  1. Posisi keuangan pada akhir perioda tersebut.
  2. Laba untuk perioda tersebut.
  3. Laba komprehensif untuk perioda tersebut.
  4. Aliran kas selama perioda tersebut.
  5. Investasi oleh dan distribusi ke pemilik selama perioda tersebut.


  • Pengukuran

Pengukuran (measurement) adalah penentuan besarnya unit pengukur (jumlah rupiah) yang akan dilekatkan pada suatu objek (elemen atau pos) yang terlibat dalam suatu transaksi, kejadian, atau keadaan untuk mempresentasi makna atau atribut (attribute) objek tersebut.
Atribut adalah sesuatu yang melekat pada suatu objek yang menggambarkan sifat atau cirri yang dikandung objek tersebut. Atribut pengukuran suatu elemen/pos adalah dasar pengukuran (jumlah rupiah) yang harus dikaitkan pada suatu elemen/pos untuk mempresentasi secara tepat atribut yang ingin diungkapkan dari elemen/pos tersebut dalam pelaporan keuangan.
FASB mengidentifikasi atribut pengukuran yang sekarang diterapkan dan masih dapat dilanjutkan penggunaannya yaitu (SFAC No. 5, prg. 67):
a. Kos historis atau perolehan kos historis
b. Kos sekarang
c. Nilai pasar sekarang
d. Nilai terealisasi/pelunasan neto
e. Nilai sekarang atau diskonan aliran kas masa dating



  • Pengakuan


Secara konseptual, pengakuan adalah penyajian suatu informasi melalui statemen keuangan sebagai ciri sentral pelaporan keuangan. Secara teknis, pengakuan berarti pencatatan secara resmi (penjurnalan) suatu kuantitas (jumlah rupiah) hasil pengukuran ke dalam sistem akuntansi sehingga jumlah rupiah tersebut akan mempengaruhi suatu pos dan terefleksi dalam statemen keuangan.
FASB menetapkan empat criteria pengakuan fundamental (konseptual) sebagai berikut (SFAC No. 5, prg. 63):
a. Definisi (definitions)
b. Keterukuran (measurability)
c. Keberpautan (relevance)
d. Keterandalan (reliability)
Keempat criteria diatas harus dipertimbangkan dalam konteks karakteristik kualitatif informasi yaitu memenuhi batas atas (benefit > kos) dan batas bawah (materialitas). Karena pengakuan sangat penting dalam penentuan laba, pos-pos yang biasanya dikenai criteria pengakuan adalah pos-pos pembentuk statemen laba-rugi dan laba komprehensif terutama pendapatan dan untung serta biaya dan rugi.

H. Nilai Sekarang dalam Pengukuran Akuntansi

Sebagai komponen rerangka konseptual, SFAC No. 7 memberi pedoman yang berisi:
a. Tujuan nilai sekarang dalam pengukuran akuntansi.
b. Prinsip-prinsip umum (general principles) yang melandasi penggunaan nilai sekarang, terutama bila jumlah rupiah (amounts) aliran kas masa dating, saat terjadinya (timing), atau keduanya tidak pasti.

  • Pengertian Dasar

Untuk memahami konsep-konsep dalam komponen rerangka konseptual ini, perlu dipahami beberapa pengertian dasar yang terkandung dalam rerangka ini.

1. Saat Pengukuran

Ditinjau dari saat pengukuran, terdapat dua saat penting yaitu pengukuran pada saat pengakuan mula-mula (at initial recognition) dan pada berbagai saat atau perioda sesudah pengakuan mula-mula yang disebut dengan pengukuran baru mulai (fresh-start). Pengukuran saat pengakuan mula-mula adalah pengukuran pada saat suatu elemen atau pos timbul dan dicatat pertama kali akibat transaksi, kejadian, atau keadaan. Pengukuran baru mulai adalah pengukuran dalam perioda-perioda setelah pengakuan mula-mula untuk menentukan jumlah rupiah bawaan (carrying amount) baru yang tidak berkaitan dengan jumlah-jumlah rupiah sebelumnya.

2. Penentuan Aliran Kas Masa Datang

Aliran kas masa datang umumnya harus diestimasi. Ada beberapa dasar penentuan jumlah rupiah kas masa dating. Dasar tersebut dibahas berikut ini.

  • Taksiran atau Estimasi Terbaik (Best Estimate) adalah jumlah rupiah tunggal yang paling-boleh jadi (most-likely) dalam suatu kisar/rentang beberapa jumlah rupiah estimasian yang mungkin terjadi.
  • Aliran Kas Estimasian (Estimated Cash Flow) adalah jumlah rupiah tunggal yang akan diterima atau dibayar di masa datang.
  • Aliran Kas Harapan (Expected Cash Flow) adalah gunggung (sum) beberapa jumlah rupiah berbobot-probabilitas (probability-weighted amounts) dalam suatu kisar jumlah rupiah estimasian yang mungkin terjadi.


3. Nilai Sekarang Aliran Kas Masa Datang

Menggunakan nilai sekarang dan aliran kas masa dating dalam pengukuran memerlukan pemahaman tentang dua pengertian dasar berikut.
Nilai Sekarang (Present Value) adalah pengukur sekarang aliran kas masuk atau keluar masa datang.
Nilai Sekarang Harapan (Expected Present Value) adalah gunggung beberapa nilai sekarag berbobot-probabilitas suatu kisar aliran kas estimasian yang mungkin terjadi, yang semuanya didiskon dengan tingkat bunga yang sama.

4. Nilai Wajar

Nilai wajar (Fair Value) adalah jumlah rupiah yang disepakati untuk suatu objek dalam suatu transaksi antara pihak-pihak yang berkehendak bebas tanpa tekanan atau keterpaksaan.

5. Tujuan Nilai Sekarang dalam Pengukuran

Tujuan penggunaan nilai sekarang dalam pengukuran akuntansi adalah untuk menangkap/merefleksi sedapat mungkin perbedaan ekonomik antara sehimpunan aliran kas masa datang dan untuk mengestimasi nilai wajar. Nilai sekarang dapat menangkap perbedaan ekonomik antaraliran kas kalau unsur-unsur berikut dipertimbangkan (SFAC No. 7, prg. 23):
a. Suatu estimate aliran kas masa datang atau, dalam beberapa kasus yang kompleks, serangkaian aliran kas masa datang yang tiba pada saat berbeda.
b. Harapan-harapan tentang variasi yang mungkin terjadi dalam junlah dan saat tibanya aliran kas tersebut.
c. Nilai waktu uang yang ditunjukkan dengan oleh bunga bebas risiko.
d. Harga atau penanggungan risiko atau ketidakpastian yang melekat pada asset atau kewajiban.
e. Faktor-faktor lain termasuk likuiditas dan ketaksempurnaan pasar.
Pengukuran akuntansi umumnya didasarkan pada jumlah rupiah bentukan pasar yang teramati (observable marketplace-determined amount). Dan tujuan nilai sekarang dalam pengukuran pada saat pengakuan mula-mula dan saat baru mulai adalah untuk mengestimasi  nilai wajar.
Nilai wajar menjadi sasaran pengukuran dengan nilai sekarang karena pengukuran nilai wajar menangkap secara penuh kelima unsur yang telah dijelaskan. FASB juga membahas pengukuran alternatif yaitu: pengukuran nilai terpakai (value in use), atau spesifik entitas (entity specific), penyelesaian efektif (effective settlement), dan akumulasi kos (cost accumulation) atau akrual kos (cost accrual). Namun, FASB berargumen bahwa ketiga pengukuran tersebut tidak cukup lengkap atau penuh menangkap kelima unsur di atas.

6. Prinsip-Prinsip Umum

Pengukuran nilai sekarang memerlukan estimat aliran kas masa datang dan tingkat bunga. Teknik untuk mengestimasi aliran kas masa datang dan tingkat bunga bervariasi bergantung pada keadaan yang melingkupi asset atau kewajiban bersangkutan. Berikut ini adalah prinsip-prinsip umum yang menjadi pedoman penerapan nilai sekarang dalam mengukur asset dan kewajiban:
a. Aliran kas estimasian dan tingkat bunga harus merefleksi asumsi-asumsi tentang kejadian dan ketidakpastian masa datang yang dipertimbangkan dalam memutuskan apakah memperoleh atau tidak suatu asset atau sekelompok asset dalam suatu transaksi tunai yang bebas.
b. Tingkat bunga yang digunakan untuk mendiskon aliran kas harus merefleksi asumsi-asumsi yang konsisten dengan asumsi-asumsi yang melekat pada aliran kas estimasian agar pengaruh asumsi tidak berganda atau malahan terabaikan.
c. Aliran kas estimasian dan tingkat bunga harus bebas dari bias dan faktor yang tidak berkaitan dengan asset atau kewajiban yang bersangkutan.
d. Aliran kas estimasian dan tingkat bunga harus merefleksi kisar munculan yang mungkin terjadi daripada jumlah rupiah paling boleh jadi, minimum, atau maksimum.

I. Manfaat dan Keterbatasan Modal

Sebagai suatu model, rerangka konseptual (RK) versi FASB mempunyai manfaat sebagai sumber acuan untuk mengembangkan hal yang sama untuk lingkungan (Negara) yang lain. Karena konteks lingkungan yang berbeda, RK yang dikembangkan untuk tiap Negara dapat sama atau berbeda bahkan harus berbeda dengan model yang dijadikan acuan. Walaupun demikian, proses penalaran di balik RK cukup bersifat umum (universal) sehingga dapat digunakan sebagai pedoman berpikir dalam mengembangkan RK baru untuk konteks lingkungan yang berbeda.


  • Transfer Teknologi


Bila akuntansi dipandang sebagai teknologi, RK dapat dipandang sebagai produk teknologi. Dalam hal inilah harus dibedakan antara transfer teknologi dan transfer produk.
Telah disebutkan di awal bahwa RK FASB dijadikan model karena model tersebut memuat secara lengkap penjelasan, penalaran, dan argument untuk tiap konsep yang dipilih sehingga mengandung aspek pembelajaran dan pendidikan yang tinggi. Proses penalaran di balik RK FASB dapat dijadikan basis untuk mengembangkan RK dengan memasukkan karakteristik lingkungan (parameter) diterapkannya model tersebut.

  • Pengaruh RK FASB

RK FASB mempunyai pengaruh (dampak) yang besar dalam memicu dan melandasi pengembangan RK di beberapa Negara lain pada perioda mengembangkan atau pada perioda setelah RK FASB selesai. Tersedianya berbagai model RK akan memudahkan suatu Negara untuk melakukan apa yang disebut shopping for technology yaitu memilih teknologi yang tersedia untuk ditransfer atau diadopsi karena mengembangkan RK dari nol sangat banyak memakan tenaga, pikiran, dan waktu.


  • Dokumen Kebijakan 

RK FASB merupakan suatu dokumen kebijakan atau politis dan bukan dokumen atau karya ilmiah. Sebagai dokumen kebijakan, proses penyusunannya melibatkan perdebatan atau argumen yang keputusan akhirnya dalam beberapa kasus melibatkan pemungutan suara (voting). Argumen yang melandasi penyimpulan lebih bersifat deduktif-normatif dengan asumsi atau premis yang validitas atau kebenarannya dinilai dan dianut atas dasar pertimbangan politis, ekonomik, dan social.

Kak Zay
kegiatan sehari-hari kuliah dan berdagang. karena saya suka dengan teknologi saya memegang beberapa blog dan hanya memegang satu chennel di youtube
Newest Older

Related Posts

Post a Comment

SUBSCRIBE BLOG