I.
PENGERTIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK
Ketika mengatur anggaran keuangan
tiap bulan, pernahkah Anda menyisihkan sedikit uang untuk mengantisipasi
pengeluaran-pengeluaran tidak terduga? Jika Anda pernah melakukannya, maka Anda
adalah tipe orang yang selalu ‘sedia payung sebelum hujan’.
Saat ini mulai banyak orang yang mengatur anggaran
keuangannya dengan sangat detail. Mereka biasanya telah membagi keuangan mereka
ke dalam kategori-kategori pengeluaran yang rutin mereka lakukan setiap bulan.
Misalnya saja, anggaran untuk makan, bensin, hingga anggaran untuk cicilan
rumah atau mobil. Sayangnya, belum banyak orang yang memasukkan kategori
“pengeluaran tidak terduga” dalam anggarannya. Padahal, menganggarkan biaya tidak
terduga dalam keuangan merupakan hal yang penting sebagai upaya menjaga kondisi
keuangan Anda agar tetap stabil.
Persiapan anggaran pengeluaran tidak
terduga tidak hanya penting untuk dilakukan dalam penyusunan anggaran rumah
tangga, namun penting pula untuk dilakukan oleh perusahaan. Istilah yang tepat
untuk menyebut pengeluaran-pengeluaran tidak terduga sebuah perusahaan adalah
biaya overhead pabrik.
Biaya overhead pabrik (manufacturing overhead costs) adalah
biaya produksi yang tidak masuk dalam biaya bahan baku maupun biaya tenaga
kerja langsung. Apabila suatu perusahaan juga memiliki departemen-departemen
lain selain departemen produksi maka semua biaya yang terjadi di departemen
pembantu tersebut (termasuk biaya tenaga kerjanya) dikategorikan sebagai biaya
overhead pabrik. Biaya overhead pabrik biasanya muncul dari biaya-biaya yang
harus dikeluarkan untuk pemakaian bahan tambahan, biaya tenaga kerja tak
langsung, pengawasan mesin produksi, pajak, asuransi, hingga
fasilitas-fasilitas tambahan yang diperlukan dalam proses produksi.
II.
PENGGOLONGAN BIAYA OVERHEAD PABRIK
Sebelum menentukan anggaran biaya
overhead pabrik, kita harus bisa menggolongkan biaya overhead pabrik terlebih
dahulu. Dengan adanya penggolongan, kita akan lebih mudah dalam menentukan
seberapa besar anggaran yang perlu disisihkan sebagai anggaran biaya overhead
pabrik sesuai dengan usaha di perusahaan kita. Biaya overhead pabrik dapat
digolongkan ke dalam tiga kriteria, yakni:
1. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut sifatnya
Berdasarkan
sifatnya, biaya overhead pabrik dapat dibagi menjadi:
a. Biaya bahan penolong
Bahan
penolong yang dimaksud dalam hal ini adalah bahan yang tidak menjadi bagian
dari hasil produksi atau bahan yang nilainya relatif kecil dibandingkan harga
keseluruhan produk.
b. Biaya tenaga kerja tak langsung
Tenaga
kerja tak langsung yang dimaksud dalam biaya overhead pabrik adalah tenaga
kerja perusahaan yang upahnya tidak dapat diperhitungkan secara langsung kepada
produk.
c. Biaya reparasi dan pemeliharaan
Biaya
reparasi dan pemeliharaan yang dimaksud dalam biaya overhead pabrik adalah
biaya suku cadang (spareparts), biaya bahan habis pakai (factory supplies), dan
harga jasa yang perlu dikeluarkan perusahaan untuk keperluan perbaikan dan
pemeliharaan mesin produksi, kendaraan, dan alat-alat perusahaan lainnya.
2. Penggolongan biaya overhead
pabrik menurut perilakunya dalam hubungan dengan perubahan volume produksi.
Penggolongan
biaya overhead pabrik yang selanjutnya dibagi berdasarkan perilakunya dalam
hubungan dengan perubahan volume produksi. Perilaku biaya overhead pabrik ini
dapat dibagi menjadi tiga golongan:
a.
Biaya overhead pabrik tetap, yakni
biaya overhead pabrik yang tidak berubah meskipun terjadi perubahan dalam
volume produksi.
b.
Biaya overhead pabrik variabel,
yakni biaya overhead pabrik yang berubah sebanding dengan perubahan volume
produksi.
c.
Biaya overhead pabrik semivariabel,
yakni biaya overhead pabrik yang berubah namun tidak sebanding dengan perubahan
volume produksi. Untuk memudahkan penentuan tarif biaya overhead pabrik,
biasanya biaya overhead pabrik semivariabel akan dipecah menjadi dua unsur
yakni biaya tetap dan biaya variabel.
3. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut hubungannya
dengan departemen.
Selain
departemen produksi, sebuah perusahaan pasti memiliki departemen lain yang
dikategorikan sebagai departemen pembantu. Berdasarkan hubungannya dengan
departemen-departemen yang ada dalam perusahaan, biaya overhead pabrik dapat
digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu:
a. Biaya overhead pabrik langsung
departemen (direct departemental overhead expenses), yakni biaya overhead pabrik yang
ada dalam sebuah departemen dan manfaatnya hanya dapat dinikmati oleh
departemen tersebut.
b. Biaya overhead pabrik tidak
langsung departemen (indirect departemental overhead expenses), yakni biaya overhead pabrik yang
manfaatnya dapat dinikmati oleh lebih dari satu departemen.
III.
ILUSTRASI
BIAYA OVERHEAD PABRIK (SAMUEL/UCEO)
METODE PENENTUAN TARIF BIAYA
OVERHEAD PABRIK
Untuk
menentukan tarif biaya overhead pabrik, perusahaan perlu memperhatikan jumlah
tarif biaya overhead pabrik yang akan digunakan. Terdapat tiga alternatif yang
dapat perusahaan digunakan untuk menentukan tarif biaya overhead pabrik, yaitu:
1. Plantwide Rate / Tarif Tunggal
Perusahaan
hanya menggunakan tarif biaya overhead pabrik untuk pembebanan biaya overhead
pabrik ke pesanan maupun produknya dari awal sampai akhir proses.
2. Departemental Rate / Tarif
Departementalisasi
Perusahaan
menetapkan tarif biaya overhead pabrik untuk setiap tahapan atau departemen
produksi yang ada di perusahaan. Jumlah tarif biaya overhead pabrik tergantung
dari tahapan atau departemen produksi yang ada.
3. Activity Rate / Tarif Setiap
Aktivitas
Perusahaan
menetapkan tarif biaya overhead pabrik untuk setiap aktivitas yang terjadi
dalam pembuatan produknya. Cara ini dikenal dengan Activity Based Costing
(ABC).
IV.
MENGHITUNG BIAYA OVERHEAD PABRIK
Untuk bisa
menghitung biaya overhead pabrik, terdapat tahap-tahap yang harus dilakukan
oleh perusahaan. Tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Menyusun anggaran biaya overhead pabrik
Penyusunan
anggaran biaya overhead pabrik didasarkan pada volume kegiatan yang akan
dilaksanakan di masa depan.
2.
Memilih dan menaksir dasar pembebanan biaya overhead pabrik
Dasar
pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk, dapat dipilih berdasarkan
satuan produk, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, jam tenaga kerja
langsung, jam mesin. Sementara itu faktor-faktor yang harus dipertimbangkan
dalam pembebanan biaya overhead pabrik antara lain:
a.
Memperhatikan jenis biaya overhead pabrik yang dominan jumlahnya dalam
departemen produksi
b.
Memperhatikan sifat-sifat biaya overhead pabrik yang dominan tersebut dan
hubungannya dengan dasar pembebanan yang akan dipakai.
c.
Menghitung tarif biaya overhead pabrik yang dapat dilakukan dengan rumus:
V.
BERBAGAI RUMUS TAMBAHAN PENGHITUNGAN BIAYA OVERHEAD
PABRIK
Selain
rumus di atas, biaya overhead pabrik juga dapat dihitung berdasarkan jenis
perusahaan. Macam-macam penghitungan dasar pembebanan biaya overhead pabrik
kepada produk antara lain:
a.
Jumlah satuan produk
Metode ini
langsung membebankan biaya overhead pabrik kepada produk dan lebih cocok
digunakan dalam perusahaan yang hanya memproduksi satu jenis produk. Beban biaya
overhead pabrik untuk setiap produk dihitung dengan rumus:
b.
Biaya bahan baku
Apabila
harga pokok bahan baku sebagai dasar pembebanan, maka tarif biaya overhead
pabrik dapat dihitung dengan rumus:
Sebagai catatan, semakun besar biaya bahan baku yang dikeluarkan untuk mengolah produk, maka semakin besar pula biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk. Metode ini terbatas penggunaannya karena adanya kemungkinan sebuah produk dibuat dari bahan baku dengan harga yang mahal, sementara produk lain dibuat dari bahan yang lebih murah. Dalam kasus seperti ini, jika pengerjaan kedua produk sama, maka produk pertama akan menerima beban biaya overhead pabrik yang lebih tinggi dibandingkan dengan produk yang kedua.
Sebagai catatan, semakun besar biaya bahan baku yang dikeluarkan untuk mengolah produk, maka semakin besar pula biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk. Metode ini terbatas penggunaannya karena adanya kemungkinan sebuah produk dibuat dari bahan baku dengan harga yang mahal, sementara produk lain dibuat dari bahan yang lebih murah. Dalam kasus seperti ini, jika pengerjaan kedua produk sama, maka produk pertama akan menerima beban biaya overhead pabrik yang lebih tinggi dibandingkan dengan produk yang kedua.
c.
Biaya tenaga kerja
Apabila
sebagian besar elemen biaya overhead pabrik mempunyai hubungan yang erat dengan
jumlah upah tenaga kerja langsung, maka dasar yang dipakai untuk membebankan
biaya overhead pabrik adalah biaya tenaga kerja langsung. Tarif biaya overhead
pabrik dihitung dengan rumus:
Penting
sebagai catatan, metode ini memiliki kelemahan karena biaya overhead pabrik
harus dilihat sebagai tambahan nilai produk. Jumlah biaya tenaga kerja langsung
juga dianggap meliputi upah tenaga kerja dari berbagai tingkatan yang ada dalam
perusahaan.
d.
Jam tenaga kerja langsung
Apabila
biaya overhead pabrik mempunyai hubungan erat dengan waktu untuk membuat
produk, maka dasar yang dipakai untuk membebankan adalah jam tenaga kerja
langsung. Tarif biaya overhead pabrik dihitung dengan rumus:
e.
Jam mesin
Apabila
biaya overhead pabrik bervariasi dengan waktu penggunaan mesin maka dasar yang
dipakai membebankan adalah jam mesin. Tarif biaya overhead pabrik dihitung
dengan rumus:
Post a Comment
Post a Comment