Kepemimpinan strategis adalah suatu proses memberikan arah dan
inspirasi yang diperlukan untuk membuat dan melaksanakan visi organisasi, misi,
dan strategi untuk mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan strategis harus
melibatkan manajer di bagian atas, tengah, dan tingkat yang lebih rendah dari
organisasi.
Kepemimpinan strategis dapat didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk
mengantisipasi, melihat masa depan, menjaga fleksibelitas, berpikir strategis,
bekerja dengan orang lain, dan untuk memulai perubahan yang mendorong
organisasi mempunyai daya saing.
Pimpinan strategis bisa di analogikan sebagai jendral dalam bahasa
militer. Cakupan pimpinan strategis
lebih luas, yaitu organisasi secara keseluruhan. Pimpinan oprasional merupakan
pemimpin salah satu bagian dalam organisasi. Pemimpin kelompok memimpin
kelompok yang terdiri atas sejumlah individu.
Pemimpin harus memiliki kredibilitas dan reputasi yang hebat, agar ia
mampu memberikan inspirasi dan motivasi kepada setiap orang. Pemimpin harus
memotivasi dan menginspirasi setiap orang dalam setiap detik kehidupan mereka,
untuk bersemangat dan bangkit bersama dengan perubahan baru. Pemimpin harus
membuat setiap orang menyadari bahwa perubahan itu penting, untuk mengubah
hal-hal yang telah ketinggalan zaman dengan hal-hal baru yang sesuai peradaban.
Pemimpin harus cerdas menggunakan tema perubahan dalam organisasinya,
sebagai sarana untuk meningkatkan keuntungan kompetitif organisasinya. Pemimpin
harus bisa menggambarkan perubahan itu secara nyata di pikiran setiap orang,
dan memberikan cermin perubahan untuk dapat dilihat setiap orang tentang wujud
asli dari perubahan tersebut.
Pemimpin harus selalu menggunakan pola atau model berpikir yang
sederhana dan jelas, agar setiap orang di dalam organisasi tidak terjebak dalam
cara berpikir yang merumitkan, sehingga makna perubahan itu tidak menjadi
kabur. Pola berpikir yang lebih sederhana akan mendekatkan semua solusi terbaik
melalui logika dan akal sehat, yang dapat diukur kebenarannya. Oleh karena itu,
berpikir sederhana akan menuntun pemimpin dan pengikutnya dalam jalur yang
tidak rumit untuk menemukan segala macam solusi terbaik, dimana semua solusi itu
masih bisa diukur kebenarannya dengan pikiran jernih yang berlogika cerdas.
Semua solusi terbaik pada dasarnya telah ada, hanya saja diperlukan keandalan
kepemimpinan yang solid dan kuat, untuk menjadi lebih sederhana, jernih, dan
sabar dalam menyusuri jalur sederhana menuju puncak penghasil solusi andal buat
sebuah perubahan yang hebat dan bermanfaat.
Menurut Peter Senge ada Lima disiplin (lima pilar) yang membuat suatu organisasi menjadi organisasi pembelajar.
1.
Berpikir
Sistem
Peter Senge, mendefinisikan berpikir system sebagai ilmu dan alat yang
dikembangkan untuk melihat keseluruhan pola secara lebih jelas, dan membantu
kita bagaimana mengubahnya secara efektif. Dapat disimpulkan bahwa berpikir
system merupakan sebuah disiplin yang melihat sesuatu secara menyeluruh.
Sebuah sistem adalah sesuatu yang
memelihara keberadaannya dan berfungsi
sebagai sebuah kesatuan melalui interaksi antar bagiannya
Berpikir sistem adalah suatu proses untuk memahami suatu fenomena
dengan tidak hanya memandang dari satu atau dua sisi tertentu. Berpikir sistem
berarti bagaimana memahami bahwa suatu fenomena akan dipengaruhi oleh banyak
fenomena lainnya.
2.
Penguasaan
Pribadi
Belajar untuk memperluas kapasitas
personal dalam mencapai hasil kerja yang paling diinginkan, dan menciptakan
lingkungan organisasi yang menumbuhkan seluruh anggotanya untuk mengembangkan
diri mereka menuju pencapaian sasaran dan makna bekerja dengan harapan yang
mereka pilih.
3.
Pola
Mental
Model/Pola Mental adalah tanggapan
kita terhadap kita terhadap situasi baru dipengarui oleh asumsi awal dan
generalisasi kita tantang bagaimana sesuatu dalam organisasi itu kerja. Model
mental ini akan mampu secara cepat beradaptasi dengan situasi baru atau dalam
hal kita bertindak terhadap situasi tertentu. Hal ini dapat ditemukan pada
level individu, team dan organisasi. Masalanya adalah kadang-kadang modal
mental ini terbatas atau bahkan tidak berfungsi dan menghambat terjadinya
adaptasi yang akan memperkuat diri, team dan organisasi.
4.
Visi
Bersama
Tujuan, nilai dan misi akan
memberikan dampak yang paling besar terhadap perilaku dalam organisasi jika dan
hanya jika visi tersebut adalah visi bersama dan dimiliki oleh semua orang
dalam organisasi. Gambaran bersama yang lebih luasa tentang masa depan
merupakan gabungan dari visi-visi parsial indivudu dan team. Visi bersama
(bottom-up) menghasilkan komitmen bersama yang jauh lebih kuat dibandingkan
ketika visi tersebut hanya datang dari atas (top down).
5.
Berajar
Beregu
Mentransformasikan pembicaraan dan
keahlian bepikir (thinking skills), sehingga suatu kelompok dapat secara sah
mengembangkan otak dan kemampuan yang lebih besar dibandingkan ketika
masing-masing anggota kelompok bekerja sendiri.
Post a Comment
Post a Comment