KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah
kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah melimpahkan
rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai
pada waktunya.
Terima kasih juga kami
ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan memberikan
ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.
Kami berharap semoga makalah
ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun terlepas dari itu, kami
memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat
mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya
makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
Sidoarjo, 19 November
2018
Penyusun
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 TUJUAN
Laporan keuangan sektor
publik merupakan representasi posisi keuangan dari transaksi-transaksi yang
dilakukan oleh suatu entitas sector public. Tujuan umum pelaporan keuangan
adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja, dan arus kas
suatu entitas yang berguna bagi sejumlah besar pemakai untuk membuat dan
mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya yang dipakai oleh suatu
entitas dalam aktivitasnya guna mencapai tujuan.
Topic utama Bab ini meliputi
teori pelaporan dalam sector public yang meliputi laporan keuangan di
organisasi sektor public, analisi laporan sektor publik, bentuk-bentuk laporan
keuangan sektor publik, sistem pelaporan keuangan sektor public,siklus
akuntansi keuangan sektor publik, teknik pelaporan keuangan sector public dan
unsur-unsurnya dinegara-negara lain.
BAB
2
PEMBAHASAN
2.1
TEORI PELAPORAN SEKTOR PUBLIK
2.1.1 Teori Pelaporan dalam
Sektor Publik Dalam organisasi sektor publik, ada dua jenis pelaporan yang
dikenal yaitu, pelaporan kinerja dan pelaporan keuangan. Pelaporan Kinerja
merupakan refleksi kewajiban untuk mempresentasikan dan melaporkan kinerja
semua aktivitas serta sumber daya yang harus dipertanggungjawabkan. Pelaporan
keuangan merupakan cerminan dari posisi keuangan serta transaksi yang telah
dilakukan suatu organisasi sektor publik dalam kurun waktu tertentu.
2.1.2 Laporan Keuangan di
Organisasi Sektor Publik Laporan keuangan sektor publik merupakan representasi
posisi keuangan dari transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas
sektor publik. Secara spesifik, tujuan khusus pelaporan keuangan sector publik
adalah menyediakan informasi yang relevan dalam pengambilan keputusan dan
menunjukkan akuntabilitas entitas atas sumber daya yang dipercayakan dengan
cara:
a. Menyediakan informasi
mengenai sumber daya, alokasi, dan penggunaan sumber daya keuangan.
b. Menyediakan informasi
mengenai bagaimana entitas mendanai aktivitasnya dan memenuhi kebutuhan kasnya.
c. Menyediakan infoemasi
yang berguna untuk mengevaluasi kemampuan entitas dalam membiayai aktivitasnya
dan memenuhi kewajiban serta komitmennya.
d. Menyediakan informasi
mengenai kondisi keuangan suatu entitas dan perubahan yang terjadi.
e. Menyediakan informasi
secara keseluruhan yang berguna dalam mengevaluasi kinerja entitas menyangkut
biaya jasa, efisiensi dan pencapaian tujuan.
2.1.3 Jenis Laporan Keuangan
Sektor Publik
1) Laporan Posisi Keuangan
(Neraca)
Adalah laoran keuangan yang
menyajikan posisi aktiva, utang, dan modal pemilik selama suatu periode
tertentu. Laporan posisi keuangan harus memasukkan pos-pos yang menyajikan
jumlah berikut:
a. Property, pabrik, dan
peralatan
b. Aktiva tidak berwujud
c. Aktiva keuangan selain
butur (d), (f), dan (h)
d. Investasi yang
diperlakukan dengan metode ekuitas
e. Persediaan
f. Pemulihan transaksi non
pertukaran, termasuk pajak dan transfer
g. Piutang dari transaksi
pertukaran
h. Kas dan setara kas
i. Utang pajak dan transfer
j. Utang karena transaksi
pertukaran
k. Cadangan (provision)
l. Kewajiban tidak lancar
m. Partisipasi minoritas
n. Aktiva/ekuitas neto
2) Laporan Kinerja Keuangan
(Laporan Surplus-Defisit)
Adalah laporan keuanga yang
menyajikan pendapat dan biaya selama satu periodetertentu. Laporan Kinerja
Keuangan harus mencakup pospos berikut:
a. Pendapat dari aktivitas
operasi
b. Surplus atau difisit dari
aktivitas operasi
c. Biaya keuangan (biaya
pinjaman)
d. Surplus atau difisit neto
saham dari asosiasi dan joint venture yang menggunakan metode ekuitas
e. Surplus atau deficit dari
aktiva biasa
f. Pos-pos luar biasa
g. Saham partisipasi
minoritas dari surplus atau deficit neto
h. Surplus atau deficit neto
untuk periode
3) Laporan Perubahan
Aktiva/Ekuitas Neto
Menggambarkan kenaikan atau
penurunan kekayaan berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang diadopsi dan
harus diungkapkan dalam laporan keuangan. Laporan perubahan aktiva/ekuitas neto
meliputi:
a. Kontribusi oleh pemilik
dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik.
b. Saldo akumulasi surplus
dan deficit pada awal periode, pada tanggal pelaporan, dan pergerakan selama
periode.
c. Pengungkapan komponen
asset/ekuitas neto secara terpisah dan rekonsiliasi antara nilai tercatat
setiap komponen asset/ekuitas neto pada awal dan akhir periode yang
mengungkapkan setiap perubahan.
4) Laporan Arus Kas Laporan
Arus Kas menyajikan informasi tentang penerimaan dan pengeluaran kas selama
satu periode tertentu. Informasi arus kas sangat bermanfaat bagi pemakai
laporan keuangan karena menyediakan dasar estimasi kemampuan entitas untuk
menghasilkan kas dan setara kas, serta kebutuhan entitas untuk menggunakan arus
kas tersebut.
5) Kebijakan Akuntansi dan
Catatan atas Laporan Keuangan Catatan atas Laporan Keuangan adalah bagian yang
tak terpisahkan dari laporan keuangan yang menyajikan informasi tentang
penjelasan pos-pos laporan keuangan dalam rangka pengungkapan yang memadai.
Berdasarkan PP No.8 Tahun 2006 dan Permendagri No.13 Tahun 2006 juncto Permendagri
No.59 Tahun 2007, Catatan atas Laporan Keuangan entitas publik harus mencakup
hal-hal berikut:
a. Kebijakan
Fiskal/Keuangan,Ekonomi Makro, Pencapaian Target Undang-undang APBN/Perda APBD
b. Ikhtisar Pencapaian
Kinerja Keuangan
c. Kebijakan Akuntansi
d. Penjelasan tentang
Perkiraan Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus Kas
e. Pengungkapan Lainnya
2.1.4 Contoh Analisis
Keuangan Publik
1) Laporan Kinerja Keuangan
(Neraca)
a. Likuiditas
pemerintahan/organisasi
b. Komposisi investasi
pemerintah
c. Kekayaan
pemerintah/organisasi
d. Komposisi kewajiban
pemerintah
e. Revaluasi cadangan
pemerintah
f. Komposisi utang pension
pegawai pemerintah
2) Laporan Kinerja Keuangan
(Surplus/Defisit)
a. Evektivitas penarikan
pajak
b. Tingkat pelanggaran
peraturan keuangan
c. Komposisi pendapatan
pemerintah
d. Komposisi
pengeluaranpemerintah
e. Beban bunga atas pinjaman
pemerintah
f. Rugi surplus stanslasi
mata uang
3) Laporan Arus Kas
a. Komposisi aruskas
b. Tingkatpenarikan pajak
baik individual, organisasi, maupun produk
c. Komposisi pajak tidak
langsung
d. Komposisi likuiditas
pendapatan lain-lain dari pemerintah
e. Komposisi pengeluaran kas
pemerintah
f. Komposisi pengeluaran
investasi pemerintah
g. Komposisi likuiditas
pertukaran mata uang
2.2 SISTEM PELAPORAN
KEUANGAN SEKTOR PUBLIK
Sistem pelaporan keuangan
sektor publik terdiri dari dasar kas (cash base), dasar akrual (accrual base),
dan akuntansi dana (fund accounting).
2.2.1 Dasar Kas (Cash Base)
Sistem akuntansi dasar kas
hanya mengakui arus kas masuk dan arus kas keluar. Akun keuangan akhirnya akan
dirangkum dalam buku kas. Laporan keuangan tidak bisa dihasilkan apabila tidak
ada data tentang aktiva dan kewajiban. Data yang ada hanyalahn perimbangan kas.
Penjualan hanya dicatat saat kas diterima, sehingga tidak ada pos piutang.
Pembelian dicatat saat kas dibayarkan sehingga tidak ada hutang. Penyesuaian
saham tidak dilakukan, karena akun tidak memperhatikan pencatatan, dimana yang
diperhatikan hanya kenyataan bahwa kas dibayar untuk pembelian (sehingga tidak
ada gambaran tentang penutupan saham/closing stock figure). Laporan arus kas banyak dipakai dalam
akuntansi bisnis, namun sebagai tambahan atas laporan pendapatan dan laporan
posisi keuangan. Ada satu buku yang sangat penting dan berharga mengenai
akuntansi arus kas bagi dunia usaha (Lee 1984), yang menyatakan bahwa laporan
akuntansi akrual tradisional terlalu subjektif dan menyembunyikan informasi
penting tentang kinerja organisasi.
Akuntansi arus kas dipraktekkan di berbagai organisasi sektor publik dan
organisasi nirlaba, misalnya akun penerimaan dan pembayaran yang sederhana dari
suatu kegiatan derma kecil dan yang terpenting.
Terutama dalam jumlah uang yang digunakan, adalah akun kas
pemerintah.
2.2.2 Dasar Akrual (Acrual
Base)
Definisi konsep akutansi
akrual sebagaimana tercamtum pada SSAP2 adalah sebagai berikut
Penerimaan
dan biaya bertambah (diakui karena diperoleh atau dimasukan bukan sebagai uang
yang diterima atau dibayarkan) dalam jumlah yang sesuai satu sama lain, dapat
dipertahankan atau dianggap benar, dan berkaitan dengan rekening laba dan rugi
selama periode bersangkutan.
Kepastian penerimaan secara
hukum sangat ditentukan dengan faktur yang telah diterbitkan. Demikian juga
kepastian munculnya biaya ditentukan dengan penerimaan jasa atau barang.
Menurut metode biaya historis, modal diperhitungkan sebagai modal awal yang
diinvestasikan. Karna itu, tanah tidak disusutkan dan diungkapkan sebesar nilai
aset dikurangi biaya penyusutan.
Penerapan dasar akrual akan mempengaruhi sistem akutansi yang digunakan
seperti penambahan pos-pos akrual dan berbagai formulir pembukuan Berbagai
laporan dalam konsep akrual tidak dibuat secara seragam.setiap organisasi
sektor publik mempunyai daftar laporan yang jumlahnya mungkin berbeda satu
dengan yang lain. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan proses kerja
antarorganisasi. Namun, juga ada persamaan dalam proses pelaporan posisi
keuangan dan pelaporan operasional di berbagai organisasi. Hal ini disebabkan
alur penerimaan dan pembayaran terjadi secara konsisten aantarorganisasi.
2.2.3 Akuntansi Dana (Fund
Accounting)
Akuntansi dana merupakan
salah satu alternatif sistem akuntansi disektor publik yang dikembangkan dari
dasar kas dan prosedur pengendalian anggaran. Di sektor swasta, akuntansi dana
tidak begitu populer karena kecilnya dana kas yang disimpan. Namun, bagi sektor
publik, dana kas sektor publik cukup penting dan berpengaruh terhadap pengembalian
keputusan. Besarnya dana kas sangat mempengaruhi anggaran organisasi sektor
publik, sehingga sistem akuntansi lebih mempreoritaskan pengelolaan dana kas.
Sistem akuntansi dana ini mengakui transaksi organisasi ketika komitmen sudah
disepakati. Ini berarti bahwa bahwa transaksi belum diakui ketika kas dibayar
atau diterima, atau ketika faktur diterima atau dikeluarkan, namun lebih awal
lagi, yaitu ketika pesanan dikirimkan atau diterima.
Fungsi pertama akuntansi
dana adalah sebagai pengendalian anggaran. Dasar pemikirannya adalah manajer
tidak bisa mengendalikan laporan bulanan, dan proses menghasilkan laporan
tersebut adalah sejak transaksi terjadi. Peranan manajer akan
sangat menentukan seberapa
besar pencairan dari anggaran yang telat disepakati. Manajer dapat menentukan
pesanan dengan faktur yang akan diterimannya. Permasalahan akuntansi akrual
akan muncul dalam akuntansi dana. Manajer akan mengalami masalah dengan pengeluaran
anggaran dibawah target dalam bulan-bulan tertentu, dimana kekurangan tersebut
akan ditutupi pada periode berikutnya. Menurut dasar akrual, seluruh anggaran
yang telah dipakai dapat ditandai dengan tambahan pesanan yang dikirimkan dan
faktur yang diterima sebelum pencatatan.
2.3 SIKLUS AKUNTANSI
KEUANGAN SEKTOR PUBLIK
Siklus akuntansi keuangan
sektor publik yang terdiri dari tahapan-tahapan pelaporan keuangan sektor
publik.
Masing-masing tahapan dalam
siklus akuntansi keuangan sektor publik itu akan di jelaskan sebagai berikut:
2.3.1 Transaksi
Pengertian transaksi adalah
persetujuan jual beli antara satu pihak dengan pihak lain. Dalam hal ini,
transaksi yang dimaksud adalah transaksi antara organisasi sektor publik dan
pihak lain. Transaksi-transaksi yang terjadi inilah yang nantinya akan
dilaporkan dalam laporan keuangan organisasi.
2.3.2 Analisis Bukti
Transaksi
Dalam setiap transaksi
selalu disertai dengan bukti pendukung yang berisi informasi tentang kegiatan
transkasi tersebut. Dari bukti transaksi inilah kemudian dianalisis dan
digunakan sebagai dasar pencatatan.
2.3.3 Mencatat Data
Transaksi
Seperti telah dijelaskan
diatas, dari analisis bukti transaksi tersebut akan dilakukan pencatatan atas
transaksi yang telah terjadi. Pencatatan data transaksi dilakukan oleh
bendahara dalam jurnal.
2.3.4 Mengelompokkan dan
Mengikhtisarkan Data yang Dicatat (Posting)
Dalam buku besar terdapat
daftar nama kelompok akun yang ada pada suatu organisasi. Berdasarkan nama akun
yang ada, catatan atas transaksi tersebut dikelompokkan sesuai dengan namannya
masing-masing. Hal ini yang disebut dengan posting.
2.3.5 Penerbitan Laporan dan
Catatannya
Selama satu periode
akuntansi, transaksi dicatat dan dikelompokkan ke dalam buku besar dan
kemudian, berdasarkan catatan tersebut, dibuatlah laporan keuangan yang akan
disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
2.4 TEKNIK PELAPORAN
KEUANGAN SEKTOR PUBLIK
2.4.1 Tahap Pencatatan
·
Kegiatan pengidentifikasian dan pengukuran
dalam bentuk bukti transaksi dan bukti pencatatan. Contoh jika bendaharawan
melakukan pembelian ATK, maka ia akan mempunyai kwitansi pembelian sebagai
bukti transaksi. Selain itu, nominal harga yang sesuai yang tertera di kwitansi
pembelian tersebut juga akan dicatat pada jurnal pengeluaran sebagai bukti
pencatatan.
·
Kegiatan pencatatan bukti transaksi dalam
buku harian atau jurnal. Jurnal merupakan suatu media/metode yang digunakan
untuk mencatat transaksi keuangan. Transaksi keuangan untuk pertama kalinya
diklasifikasikan sesuai dengan informasi yang akan disajikan dalam laporan
keuangan. Kegiatan pengikhtisaran data dilakukan beserta hasilnya dan kemudian
diposting ke akun bersangkutan dalam buku besar. Contoh : berdasarkan dokumen
bukti penerimaan dan surat tanda setoran (STS) yang dilampiri dengan daftar
pendapatan yang dibuat oleh pemegang Kas Khusus Penerima, diperoleh informasi
bahwa pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor Dinas Pendapatan daerah adalah
Rp.50.000.000,00. Dalam STS tersebut tertera tanggal penyetoran adalah 20
Oktober 2008.
·
Memindahbukukan (Posting) dari jurnal
berdasarkan Kelompok atau Jenisnya ke dalam akun Buku Besar. Buku besar adalah
buku yang berisi kumpulan akun atau perkiraan. Akun-akun tersebut digunakan
untuk mencatat secara terpisah aktiva, kewajiban, dan ekuitas. Contoh, kas
dicatat dalam akun kas, piutang dicatat dalam akun piutang, tanah dicatat dalam
akun tanah, dan sebagainya untuk akun-akun yang termasuk dalam kelompok akun
aktiva. Sistem buku besar umum mempunya beberapa tujuan yaitu :
a.
Mencatat semua transaksi akuntansi secara akurat dan benar.
b.
Memposting transaksi-transaksi ke akun yang tepat
c.
Menjaga keseimbangan debet dan kredit akun.
d.
Mengakomodasi ayat jurnal penyesuaian yang dibutuhkan.
e.
Menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya dan tepat waktu untuk setiap
periode akuntansi.
Fungsi dari Sistem Buku
Besar Umum adalah:
a. Mengumpulkan data
transaksi
b. Mengklasifikasikan dan
mengkodekan data transaksi serta akun
c. Memvalidasi transaksi
yang terkumpul
d. Memperbaharui akun buku
besar umum dan file transaksi
e. Memcatat penesuaian
terhadap akun
f. Mempersiapkan laporan
keuangan.
Untuk organisasi sektor
publik, setiap akun bisa atau perlu dibuat buku besar pembantu karna mengingat
luasnya akun-akun dalam setiap entitas. Buku besar umum sering disingkat
menjadi buku besar dan buku besar pembantu disingkat dengan nama “buku
pembantu”. Kelebihan dalam buku besar pembantu yaitu:
a. Memudahkan penyusunan
laporan keuangan karna buku besar umum terdiri dari akun-akun yang jumlahnya
lebih sedikit. Hal ini juga akan mengurangi kesalahan dalam buku besar umum.
b. Ketelitian pembukuan
dapat diuji dengan membandingkan saldo akun buku besar umum dengan jumlah saldo
dalam buku pembantu.
c. Dapat diadakan pembagian
tugas dalam pengerjaan akuntansi
d. Memungkinkan pembukuan
harian atas bukti-bukti pendukung transaksi kedalam buku pembantu
e. Bisa segera diketahui
jumlah berbagai unsur.
Suatu instasi sektor publik
memiliki kewajiban (utang) kepada beberapa kreditor. Mekanisme pemantauan utang
kepada masing-masing kreditor dilakukan melalui akun pengendali “utang” dibuku
besar. Akun ini diguanakan untuk mencatat total kewajiban organisasi sektor
publik kepada seluruh kreditor. Akun–akun yang merupakan rincian dari akun
pengendalian utang itu disebut akun pembantu utang. Saldo akun pengendalian
utang harus sama dengan penjumlahan saldo akun pembantu utang.
Aturan debet kredit akan
digunakan dalam pencatatan transaksi, yaitu aturan yang digunakan untuk
mencatat perubahan aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan, dan biaya dalam akun
bersangkutan. Persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut:
Semua akun yang berada di
sisi kiri (aktiva dan biaya) jika bertambah akan dicatat disebeleh kiri atau
debet dan jika berkurang dicatat disebelah kanan atau kredit. Sedangkan untuk
semua akun yang berada di sisi kanan (kewajiban, ekuitas, dan pendapatan) jika
bertambah dicatat disebelah kanan atau kredit, dan jika berkurang dicatat
disebelah kiri atau debet. Itulah aturan debet dan kredit.
Buku besar pembantu yang
diperlukan untuk masing – masing akun yang ada adalah sebagai berikut:
1.
Aset (aktiva)
A. Aset lancar
(1) Kas dan Setara Kas Buku
besar pembantu kas tidak perlu dibuat.
(2) Piutang Buku besar
pembantu piutang dibuat bedasarkan nama debitor. Buku besar pembantu perlu
dibuat berdasarkan nama – nama debitor (pembeli) berdasarkan jenis barang yang
dijual, atau berdasarkan rentang besarnya piutang, atau bisa juga berdasarkan
wilayah tinggal debitor.
(3) Persediaan Buku besar
pembantu persediaan dibuat berdasarkan jenis barang seperti bentuk, fungsi,
merek, dan sebagainya.
(4) Pembayaran dimuka Buku
besar pembantu pembayaran dimuka dibuat berdasarkan jenis pembayaran yang
dilakukan, seperti premi asuransi, pembayaran sewa tempat, dan lain – lain.
(5) Investasi Buku besar
pembantu investasi lancar dibuat berdasarkan jenis investasi yang dimiliki,
perusahaan/pihak dimana entitas berinvestasi, atau berdasarkan masa jatuh tempo
investasi.
B. Aset Tidak Lancar Buku
besar pembantunya dibuat sama dengan aturan diatas.
(1) Piutang tidak lancar
(2) Investasi (barang)
(3) Aset keuangan lainnya
(4) Infastruktur, pabrik,
dan peralatan
(5) Tanah dan bangunan
(6) Aset tidak berwujud
(7) Aset nonkeuangan lainnya
(8) Aset tidak lancar
lainnya
2. Kewajiban
A. Kewajiban Lancar
(1) Utang
(2) Pinjaman jangka pendek
(3) Bagian lancar pinjaman
(4) Cadangan
(5) Tunjangan pegawai
(6) Dana pensiun
(7) Kewajiban lancar lainnya
B. Kewajiban tidak Lancar
(1) Utang
(2) Pinjaman
(3) Penyisihan
(4) Tunjangan pegawai
(5) Dana pensiun
(6) Kewajiban tidak lancar
lainnya
3. Ekuitas
(1) Modal yang ditempatkan
(2) Cadangan
(3) Akumulasi surplus
(4) Kepentingan minoritas
4. Pendapatan Buku besar
pembantu untuk pendapatan dibuat berdasarkan pihak – pihak yang menyebabkan
timbulnya pendapatan sekaligus jenis pendapatan.
5. Biaya Buku besar pembantu
untuk biaya dibuat berdasarkan pihak – pihak yang menimbulkan adanya biaya
tersebut sekaligus berkaitan dengan jenis – jenis biaya.
Pembuatan buku besar
pembantu ditunjukan untuk pengendalian akun – akun yang memiliki banyak unsur,
seperti utang piutang, dan persediaan.
1.
Tahap Pengikhtisaran
·
Penyusunan Neraca Saldo Berdasarkan Akun Buku
Besar. Neraca saldo adalah suatu daftar yang memuat nama akun atau rekening
beserta jumlah saldonya selama suatu periode tertentu. Pada setiap akhir
periode tertentu, entitas organisasi sektor publik biasanya menyusun daftar
saldo akun yang terdapat dalam buku besar yang disebut neraca saldo. Langkah –
langkah dalam penyusunan neraca saldo suatu entitas organisasi sektor publik,
dengan mendasarkan pada akun –T, sebagai berikut.
a. Menjumlahkan kolom debet atau kredit, yang
mempunyai dua atau lebih pendebetan atau pengkreditan.
b. Akun – akun yang memiliki jumlah debet dan
jumlah kredit, harus dihitung saldonya.
c. Akun – akun yang hanya berisi catatan dari
beberapa transaksi pada salah satu sisinya saja, juga harus dijumlahkan; tetpi
tidak perlu dituliskan saldonya karena jumlah itu sendiri sudah merupakan
saldo.
d. Akun – akun yang hanya berisi satu
pendebatan atau satu pengkreditan tidak perlu dijumlahkan, tetapi saldonya
harus ditentukan.
e. Akun yang hanya berisi pada salah satu sisinya, dan
hanya terdiri dari satu pendebetan atau satu pengkreditan saja, tidak perlu
dijumlahkan dan tidak perlu ditentukan saldonya, karena satu – satunya angka
yang terancum dalam akun itu sudah merupakan saldo.
CONTOH BENTUK NERACA SALDO
Salah satu tujuan pembuatan
neraca saldo adalah sebagai persiapan penyusunan laporan keuangan. Neraca saldo
biasanya dibuat pada setiap akhir bulan atau pada akhir periode akuntansi yang
merupakan ikhtisar akibat transaksi yang telah dicatat dalam suatu periode
akuntansi.
·
Pembuatan Ayat Jurnal Penyesuaian Prosedur
penyesuaian merupakan prosedur untuk menyesuaikan akun – akun pada akhir
periode yang belum menyajikan informasi yang paling up-to-date. Ada dua jenis
penyesuain yaitu :
a. Penyesuaian yang berkaitan dengan
transaksi yang sudah terjadi tetapi belum dicatat.
b. Penyesuaian yang berkaitan dengan transaksi yang sudah
dicatat diakun, tetapi saldonya masih harus dikoreksi untuk menggambarkan
keadaan yang sebenarnya.
Laporan keuangan sering kali
tidak dapat disusun secara langsung dari neraca saldo karena data yang
tercantum dalam neraca saldo masih memerlukan penyesuaian terlebih dahulu.
Tahap dalam penyusunan laporan keuangan adalah melakukan penyesuaian pembukuan
dengan membuat ayat jurnal penyesuaian.
Tujuan dari proses
penyesuaian:
a. Setiap akun rill,
khususnya akun aktiva dan akun kewajiban, menunjukkan jumlah yang sebenarnya
pada akhir periode
b. Setiap akun nominal
menunjukkan pendapatan dan biaya yang harus diakui dalam suatu periode.
Saldo yang ada di neraca
saldo biasanya memerlukan penyesuaian untuk mengakui hal-hal berikut:
a. Piutang pendapatan, yaitu
pendapatan yang sudah menjadi hak entitas tetapi belum dicatat
b. Utang biaya, yaitu biaya
yang sudah menjadi kewajiban entitas tetapi belum dicatat
c. Pendapatan diterima
dimuka, yaitu pendapatan yang sudah diterima tetapi sebenarnya merupakan
pendapatan untuk periode yang akan datang
d. Biaya dibayar dimuka,
yaitu biaya yang sudah dibayar tetapi sebenarnya harus dibebankan pada periode
yang akan datang
e. Kerugian piutang, yaitu
taksiran kerugian yang timbul karena adanya piutang yang tidak bisa tertagih
f. Penyusutan, yaitu
penyusutan aktiva tetap yang harus dibebankan pada suatu periode akuntansi
g. Biaya pemakaian
perengkapan, yaitu bagian dari harga beli perlengkapan yang telah dikonsumsi
selama periode akuntansi
·
Penyusunan kertas kerja atau neraca lajur
Agar penyusunan laporan keuangan dapat dilakukan dengan teliti, dibutuhkan alat
bantu, yaitu neraca lajur. Sifat neraca lajur tidak formal dan bukan merupakan
bagian dari catatan – catatan akuntansi. Neraca lajur merupakan alat pembantu
penyusun laporan keuangan. Tujuan pembuatan neraca lajur :
a. Untuk memudahkan penyusunan laporan
keuangan
b. Untuk menggolongkan dan meringkas
informasi dari neraca saldo dan data penyesuaian
c. Untuk mempermudah menemukan kesalahan yang mungkin
terjadi dalam membuat ayat jurnal penyesuaian
Proses penyusunan neraca
lajur:
a. Memasukkan saldo akun
buku besar ke dalam kolom neraca saldo pada formulir neraca lajur
b. Memasukkan ayat jurnal
penyesuaian kedalam kolom – kolom penyesuaian
c. Mengisi kolom – kolom
neraca saldo setelah disesuaikan
d. Memindahkan jumlah dalam
kolom – kolom kertas kerja neraca saldo setelah disesuaikan ke dalam kolom –
kolom surplis, atau kolom – kolom posisi keuangan.
Menjumlahkan kolom – kolom
surplus dan kolom – kolom posisi keuangan serta memasukkan angka surplus atau
defisit sebagai angka pengimbangan kedalam kedua pasang kolom tersebut, dan
sekali lagi menjumlahkan kolom – kolom bersangkutan
·
Pembuatan ayat jurnal penutup Prosedur
penutupan akun diselenggarakan setelah laporan keuangan disusun. Ayat jurnal
penutup juga diposting ke akun – akun bersangkutan sehingga setelah diposting,
akun nominal akan bersaldo nol.
·
Pembuatan neraca saldo setelah penutupan
Neraca saldo setelah penutupan merupakan neraca yang berisi daftar akun riil
yang dibuat setelah dilakukan penutupan.
·
Pembuatan ayat jurnal pembalik Apabila
diperlukan setelah pembuatan neraca saldo setelah penutupan, dibuat ayat jurnal
pembalik.
2. Tahap Pelaporan
·
Laporan pada unit kerja organisasi Unit kerja
tidak menyelenggarakan akuntansi, karena hal itu akan dilaksanakan oleh entitas
pengendalinya. Kegiatan diunit kerja terbatas pada kegiatan yang menggunakan
modal kerja entitas pengendalinya. Penggunaan modal kerja ini serupa dengan penggunaan
dana kas kecil yang menggunakan sistem dana tetap. Unit kerja wajib
mengumpulkan bukti – bukti tentang pemakaian modal kerja untuk selanjutnya
dipertanggungjawabkan kepada entitas pengendaliannya. Untuk mencatatnya, unit
kerja organisasi dapat menggunakan dua metode:
a. Surplus /defisit entitas pengendalian yang
tidak dipisahkan. Apabila unit kerja organisasi tidak dipisahkan, maka
pendapatan dan biaya yang berhubungan dengan unit kerja organisasi tersebut
tidak perlu dipisahkan dengan pendapatan dan biaya entitas pengendalinya.
b. Surplus /defisit entitas pengendalian yang
dipisahkan. Masing – masing unit kerja organisasi dapat dipisahkan, pendapatan
dan biaya masing – masing unti kerja organisasi itu harus dikumpulkan
tersendiri.
Bagi organisasi yang dimiliki lebih dari satu
unit kerja seperti pemerintah daerah, dalam menyelenggarakan akuntansinya ada
dua alternatif:
- Untuk setiap unit kerja dibawahnya, pemerintah daerah menyelenggarakan ketiga akun tersebut.
- Pemerintah daerah hanya menyediakan satu akun buku besar untuk seluruh unit kerja organisasi, sedangkan masing – masing unit kerja organisasi hanya menyelenggarakan akun pembantu.
·
Laporan konsolidasi organisasi Dipandang dari
segi ekonomi, entitas pengendalian dan unit – unit kerjanya adalah satu
kesatuan ekonomi. Sesuai dengan konsep kesatuan akuntansi, entitas pengendali
wajib menyusun laporan keuangan konsolidasi atau laporan keuangan gabungan yang
mencakup kedua entitas tersebut. Laporan keuangan konsolidasi dapat disusun
dengan 2 sumber :
a. Neraca saldo entitas
pengendalian dan unit kerja organisasinya
b. Laporan keuangan entitas
pengendalian dan unit kerja organisasi
Penggunaan sumber yang
pertama maupun yang kedua akan memberikan hasil yang sama. Prosedur penyusunan
laporan keuangan konsolidasi adalah:
a. Membuat jurnal eliminasi
b. Membuat kertas kerja
c. Membuat laporan keuangan
konsolidasi
Membuat Jurnal Eliminasi
Tujuan membuat jurnal ini
adalah untuk menghilangkan saldo semua akun timbal balik dengan cara mendebet
akun timbal balik yang bersaldo kredit dan mengkredit akun timbal balik yang
bersaldo debet. Jurnal eliminasi hanya akan dimasukkan kedalam kertas kerja
yang dibuat dalam rangka penyusunan laporan keuangan konsolidasi. Eliminasi
saldo rekening koran unit kerja entitas dan rekening koran entitas pengendalian
adalah sebagai berikut:
Membuat Kertas Kerja tujuan
penyusunan kertas kerja adalah untuk mempermudah dan mempercepat penyusunan
laporan keuangan konsolidasi. Dalam kertas kerja, semua bahan untuk menyusun
laporan keuangan konsolidasi akan diramu. Bahan yang diperlukan untuk membuat
kertas kerja adalah:
a. Laporan keuangan dari
neraca saldo atau laporan keuangan entitas pengendalian dan unit kerja
organisasi.
b. Jurnal eliminasi
Prosedur untuk menyusun
kertas kerja adalah:
a. Memasukkan angka – angka
dari neraca saldo atau laporan keuangan masing – masing entitas
b. Memasukkan angka – angka
dari jurnal eliminasi kedalam akun debit – kredit yang sesuai
c. Menghitung angka – angka
yang akan disajikan dalam laporan keuangan konsolidasi, yang merupakan hasil
kompilasi dari langka a dan b
Membuat Laporan Keuangan
Konsolidasi
Karena tujuan pembuatan
kertas kerja adalah untuk mempermudah dan mempercepat penyusunan laporan
keuangan konsolidasi, maka setelah kertas kerja selesai disusun angka – angka
dalam kertas kerja itu dipindahkan ke laporan keuangan konsolidasi sesuai
dengan jenis akunnya masing – masing.
2.5.
CONTOH LAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK DAN UNSUR—UNSURNYA DI ORGANISASI SEKTOR
PUBLIK
A.
Pemerintah Pusat
Laporan keuangan pemerintah
pusat, disajikan sebagai wujud pertanggung jawaban setiap entitas pelaporan
yang meliputi laporan keuangan pemerintah pusat, laporan keuangan kementerian
negara/lembaga, dan laporan keuangan pemerintah daerah. Sesuai dengan UU Nomor
17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang
perbendaharaan Negara, Laporan keuangan pemerintah terdiri dari, sebagai
berikut :
1. Laporan Realisasi
Anggaran (LRA) Menyajikan ikhtisar sumber, alokasi dan pemakaian sumber daya
ekonomi yang dikelola oleh pemerintah, yang menggambarkan perbandingan antara
anggaran dan realisasinya dalam satu periode pelaporan. Merupakan gabungan atau
konsolidasi dari LRA Kementerian/Lembaga.
2. Neraca Menggambarkan
posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai asset, kewajiban, dan ekuitas
dana pada tanggal tertentu.
3. Laporan Arus Kas
Menyajikan informasih tentang kas, yang terkait dengan aktivitas operasi,
investasi asset nonkeuangan, dana cadangan, pembiayaan, dan transaksi non
anggaran yang menggambarkan saldo awal, penerimaan, pengeluaran serta saldo
akhir kas pemerintah pusat/daerah selama periode tertentu.
4. Catatan atas Laporan
Keuangan (CaLK) Meliputi penjelasan naratif, atau rincian, dari angka yang
tertera dalam laporan realisasi anggaran, neraca, dan laporan arus kas. Pihak yang bertanggung jawab dalam penyusunan
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat adalah Menteri Keuangan selaku pengelola
fiscal, yang akan disampaikan kepada Presiden. Sedangkan yang bertanggungjawab
atas laporan keuangan Kementerian Negara/Lembaga adalah Menteri/Pimpinan
Lembaga.
B.
Pemerintah Daerah
Contoh Ringkasan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Pemerintah Kabupaten Sleman adalah sebagai berikut :
C. LSM Laporan keuangan adalah hasil akhir dari
proses akuntansi yang menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan
keputusan oleh berbagai pihak yang berkepentingan. Laporan keuangan
menggambarkan tentang pencapaian kinerja program dan realisasi pencapaian
target pendapatan, realisasi penyerapan belanja, dan realisasi pembiayaan. Laporan keuangan LSM yang disusun atas dasar
akrual akan memberikan informasi kepada pemakai tidak hanya transaksi masa lalu
yang melibatkan penerimaan dan pembayaran kas, tetapi juga kewajiban pembayaran
kas di masa depan.
Oleh karena itu, dengan
penggunaan dasar akrual, laporan keuangan LSM dapat menyediakan jenis transaksi
masa lalu dan peristiwa lainnya yang paling berguna bagi pemakai dalam
pengambilan keputusan. Laporan keuangan
LSM biasanya disusun atas dasar kelangsungan usaha organisasi LSM dan dalam
melanjutkan usahanya di masa depan. Oleh karena itu, organisasi ini diasumsikan
tidak bermaksud atau berkeinginan melikuidasi atau mengurangi secara material
skala pelayanannya. Laporan keuangan LSM mencakup:
1. Laporan Posisi Keuangan
(Neraca)
2. Laporan Laba Rugi
(Aktivitas)
3. Laporan Arus Kas
D. Yayasan
Laporan Keuangan Organisasi
Yayasan (Niralaba) Laporan ini harus menyajikan secara terpisah aktiva bersih
baik yang terika maupun yang tidak terikat penggunaannya. Pertanggungjawaban
manajer mengenai kemampuannya mengelola sumber daya organisasi yang diterima
dari para penyumbang disajikan melalui laporan aktivitas dan laporan arus
kas. Laporan aktivitas harus menyajikan
informasi mengenai perubahan yang terjadi dalam kelompok aktiva bersih.
a. Laporan posisi keuangan
- Klasifikasi aktiva dan
kewajiban Informasi likuiditas diberikan dengan cara sebagai berikut:
a) Menyajikan aktiva
berdasarkan urutan likuiditas dan kewajiban berdasarkan tanggal jatuh tempo
b) Mengelompokkan aktiva ke
dalam lancer dan tidak lancer serta kewajiban ke dalam jangka pendek dan jangka
panjang
c) Mengungkapkan informasi
mengenai likuiditas aktiva atau saat jatuh tempo nya kewajiban, termasuk
pembatasan penggunaan aktiva pada catatan atas laporan keuangan.
- Klasifikasi aktiva bersih
terikat atau tidak terikat Laporan posisi keuangan menyajikan jumlah
masing-masing kelompok aktiva bersih berdasarkan ada atau tidaknya pembatasan
oleh penyumbang, yaitu terikat secara permanen, terikat secara temporer, dan
tidak terikat.
b. Laporan Aktivitas
1) Tujuan dan fokus laporan
aktivitas Laporan aktivitas difokuskan pada yayasan secara keseluruhan dan
menyajikan perubahan jumah aktiva bersih selama satu periode. Perubahan aktiva
bersih dalam laporan aktivitas tercermin pada aktiva bersih yang tersaji di
laporan posisi keuangan.
2) Perubahan kelompok aktiva
bersih Laporan aktivitas menyajikan jumlah perubahan aktiva bersih terikat
permanen, temporer, dan tidak terikat selama suatu periode.
3) Klasifikasi pendapatan,
beban, keuntungan dan kerugian Laporan aktivitas menyajikan pendapatan sebagai
penambah aktiva bersih tidak terikat, kecuali jika penggunaannya dibatasi oleh
penyumbang, dan menyajikan beban sebagai pengurang aktiva bersih tidak terikat.
Sumbangan disajikan sebagai
penambah aktiva bersih tidak terikat, terikat permanen, atau terikat temporer,
tergantung pada ada tidaknya pembatasan. Dalam hal sumbangan terikat yang
pembatasannya tidak berlaku lagi dalam periode yang sama, dapat disajikan
sebagai sumbangan tidak terikat sepanjang disajikan secara konsisten dan
diungkapkan sebagai kebijakan akuntansi.
Laporan aktivitas menyajikan
keuntungan dan kerugian yang diakui dari investasi dan aktiva lain (atau
kewajiban) sebagai penambah atau pengurang aktiva bersih tidak terikat, kecuali
jika penggunaannya dibatasi.
4) Informasi pendapatan dan
beban Menyajikan jumlah pendapatan dan beban secara bruto, namun pendapatan
investasi dapat disajikan secara neto asalkan beban-beban terkait, seperti beban
penitipan dan beban penasehat investasi.
5) Informasi pemberian jasa
Laporan aktivitas atau catatan atas laporan keuangan harus menyajikan informasi
atas beban menurut klasifikasi fungsional.
c. Laporan Arus Kas
- Tujuan utama laporan arus
kas adalah mrnyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas selama
suatu periode.
- Klasifikasi penerimaan dan
pengeluaran kas Tujuan utama laporan arus kas adalah menyajikan informasi
mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode. Laporan arus kas
disajikan sesuai PSAK 2 tentang Laporan Arus Kas dengan tambahan berikut ini:
a) Aktivitas pembiayaan:
Ø penerimaan
kas dari penyumbang yang penggunaannya dibatasi untuk jangka panjang.
Ø penerimaan
kas dari sumbangan dan penghasilan investasi yang penggunaannya dibatasi untuk pemerolehan,
pembangunan dan pemeliharaan aktiva
tetap, atau peningkatan dana abadi (endowment).
Ø bunga
dan dividen yang dibatasi penggunaannya untuk jangka panjang.
Pengungkapan informasi
mengenai aktivitas investasi dan pendanaan nonkas: sumbangan berupa bangunan
atau aktiva investasi.
*contoh bentuk laporan arus
kas Yayasan
D.
Partai Politik
Laporan keuangan partai
politik meliputi: laporan posisi keuangan pada akhir periode pelaporan, laporan
aktivitas, serta laporan arus kas selama suatu periode pelaporan, dan catatan
atas laporan keuangan.
2.6
LAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK DAN UNSUR-UNSURNYA DI NEGARA- NEGARA LAIN
A. Jepang
Formasi Laporan Keuangan
Pemerintah Jepang yaitu:
(1) Laporan neraca public
(2) Laporan biaya-biaya
administrasi (Laporan pengeluaran tahun berjalan)
(3) Laporan pendukung
penerimaan dan perubahan modal pembayar pajak
(4) Laporan penerimaan dan
pengeluaran kas
Hingga kini, pemerintah
Jepang hanya menggunakan laporan pemerimaan dan
Pengeluaran kas untuk
menghitung pengelolaan keuangan.
a.
Laporan Neraca Publik
- Berdasarkan “Provisional Concept and standart for the Japanese Government balance Sheet”.
- The Japanese Government Balance Sheet memberikan tinjauan mengenai keseluruhan posisi fiscal pemerintah atas dasar saham (stock basis) sebagai alat penjelas posisi fiscal pemerintah kepada penduduk jepang.
- Memperbaiki akuntabilitas pemerintah terkait dengan kabijakan.
b.
Ruang
Lingkup Neraca:
- Seluruh aset dan kewajibanpemerintah adalah subjek dari neraca pemerintah, yakni semua general account dan 310 special account government (termasuk akun internal accounting dan dana juga merupakan subjek).
- General account and special accounts dikonsolidasi dan semua kredit serta utang diantara akun-akun tersebut di-offseta jumlah asset dan kewajiban yang dimiliki pemerintah ditunjukkan.
c.
Tanggal Neraca
- Tanggal neraca merupakan hari terakhir pada tahun fiscal.
- Meskipun demikian,tetap ada akun-akun pada periode penyelesaian (settlement periods). Jumlah akun-akun ini menunjukkan penyelesaian pembayaran dan penerimaan kas selama settlement periods.
- Terkait dengan present value of future pension benefits, karena jumlah yang dievaluasi pada revaluasi actuarial (actuarial revaluation) hanya lima tahun sekali dapat digunakan, maka jumlah yang terakhir yang harus digunakan.
d.
Aset
Kas
dan deposito, sekuritas, piutang usaha,kenaikan pendapatan,aktiva tidak
berwujud.
e.
Utang
Utang
usaha kenaikan utang, sekuritas jangka pendek yang dipegang oleh masyarakat, obligasi
pemerintah yang dipegang oleh masyarakat.
Laporan biaya administrasi
(laporan pengeluaran tahun berjalan):
1. Biaya operasi
2. Peningkatan bonus yang
diharapkan yang tidak terpenuhi dengan cadangan
3. Peluang
Isi spesifik dari pernyataan
ini adalah:
·
Biaya administrasi pada laporan laba rugi
lembaga-lembaga independen,dan pendapatan lain-lain yang berasala dari bantuan
yang lebih sedikit ketimbang untuk biaya operasi.
·
Jumlah penyusutan asset telah dihitung
berdasarkan prosedur akuntansi yang sesuai untuk penyusutan asset khusus.
·
Estimasi peningkatan bonus tidak dicatat
sesuai dengan prosedur akuntansi untuk manfaat yang dikembalikan.
·
Peningkatan biaya oportunitas (opportunity
cost) dari penggunaan asset pemerintah.
Contoh Laporan Keuangan
Sektor Publik Jepang
Laporan Keuangan JOGMEC (Japan Oil,Gas and
Metal National Corporation) meliputi:
1. Neraca
2. Laporan Laba/Rugi
3. Laporan Arus Kas
4. Catatan atas Laporan
Keuangan
B. INDIA
Pelaporan keuangan di India
meliputi:
a. Rekening penerimaan modal
b. Rekening pembayaran modal
c. Dana Kontinjensi.
d. Rekening penerimaan
pendapatan.
e. Rekening pengeluaran
pendapatan.
f. Rekening penerimaan publik.
g. Rekening pembayaran publik.
h. Penerimaan pembalanjaan
Negara bagian.
i. Pengeluaran biaya untuk
masing-masing departemen.
Post a Comment
Post a Comment