-->

Makalah Pengertian Teori Akuntansi

Makalah Teori Akuntansi
“Pengertian Teori Akuntansi”




Dosen Pengampu :

Oleh Kelompok 7  :


PROGRAM STUDI AKUNTANSI
TAHUN 2019

Arti Penting Teori Akuntansi

Teori akuntansi merupakan bagian penting dari praktik. Pemahamannya oleh praktisi dan penyusun standar akan sangat mendorong pemahaman serta perbaikan menuju praktik yan sehat. Teori akuntansi menjadi landasan untuk memecahkan masalah – masalah akuntansi secara beralasan atau bernalar yang secara etis dan ilmiah dapat dipertanggungjawabkan.
Taktik cerdik memang memadai untuk menangani masalah yang sederhana. Untuk masalah – masalan yang kompleks dan berimplikasi luas, pemecahan masalah akan makin bergantung pada kearifan (wisdoms) dan tilikan (insights) yang terkandung dalam teori yang sehat. Pengetahuan tentang teori akan mengimbangi keterbatasan pengalaman dan kepentingan praktis (kepentingan jangka pendek). Dengan teori, orang akan melihat masalah dengan perspektif yang lebih luas dan bebas dari hal-hal yang teknisi atau rinci. Wright (1984) mengibaratkan makna teori sebagaimana makna melihat dari atas dalam suatu teater. Melihat dari atas bertujuan untuk menemukan pola, hubungan, konsep, atau prinsip yang melandasi suatu sistematau keadaan yang kompleks tanpa terbawa atau terkecoh oleh kompleksitas itu sendiri. Sebagai ilustrasi, kalau orang akan kehilangan pendangan terhadap hal-hal yang kecil tetapi dia akan mampu melihat peinsip kerja teori tentang tat kota itu : batas-batasnya, pongkawasannya (zoning), jaringan jalan lalu-lintasnya,pusat-pusat kegiatan, dan keterkaitan antara unsur-unsur tersebut.
Pemecahan masalah akuntansi dengan taktik cerdik atas dasar pengalaman saja dapet disamakan dengan pemecahan masalah dengan coba-coba atau coba dan ralat. Orang membatasi diridengan menerapkan hasil pengalamannya sampai suatu saat menemukan cara terbaik yang sebenarnya cara tersebut dapat ditemukan secara lebih efisien kalau dia menggunakan teori. Dengan kata lain, kemajuan profesi akan menjadi terhambat kalau praktisi dan profesi  akuntansi sudah merasa cukup puas dengan pengalaman praktiknya.lebih-lebih kalau praktisi tersebut mempunyai kekuasaan untuk memutuskan sesuatu yang berimplikasi luas.
Dalam kenyataannya, praktisi disibukkan dengan masalah aktual dan mendesak yang segera harus diselesaikan sehingga tidak sempat lagi untuk merenungkan teori-teori di balik tindakannya. Hal ini bukan merupakan justifikasi para praktisi untuk selalu bersikap pragmatis. Praktisi harus bersedia untuk mengaplikasi hasil eksperimentasi atau pemikiran dan gagasan orang lain. Orang lain disini antara lain adalah akademisi akuntansi dan pemikir yang mempunyai kemewahan waktu untuk memikirkan hal-hal yang bersifat fundamental teoretis. Itulah sebabnya, kemajuan profesi dan pengetahuan akuntansi hanya dapat dicapai dengan kinerja sama yang harmonis antara praktisi dan akademisi.

Pengembangan Akuntansi

Pengetahuan akuntansi yaitu sebagai pengetahuan profesi yang dipraktikkan di dunia nyata dan sekaligus sebagai suatu disiplin pengetahuan yang diajarkan di perguruan tinggi. Dari segi profesi, akuntansi sering dipandang semata-mata sebagai serangkaian prosedur, metode, dan teknik tanpa memperhatikan teori dibalik praktik tersebut. Akuntansi dipandang sebagai pelaksana dan penerapan standar untuk menyusun seperangkat laporan keuangan. Dari sudut profesi, akuntansi berkepentingan dengan aspek bagaimana. Sedangkan teori akuntansi lebih memusatkan perhatian pada aspek mengapa.
Pengetahuan teknis akuntansi tetap merupakan pengetahuan dasar yang diajarkan kepada dan harus dikuasai oleh peserta didik diperguruan tinggi.pengetahuan yang sama bahkan dapat ditawarkan dan diajarkan oleh lembaga-lembaga kursus keterampilan yang menekankan aspek teknis. Sebagai agen pengembagan dan perubahan, perguruan tinggi diharapkan lebih banyak berperan dalam pengembangan akuntansi. Pendidik akuntansi berperan untuk menjembatani praktik dengan teori akuntansi sehingga praktik akuntansi selalu berkembang menuju ke keadaan yang lebih baik. Ini berarti bahwa pendidikan dan pengajaran akuntansitidak hanya membatasi pasa apa yang nyatanya dipraktikkan tetapi juga memasukkan alternatif-alternatif dan penalarannya sehingga peserta didik nantinya dapat menerapkan gagasan alternatif yang menuju ke perbaikan praktik. Dalam kenyataannya, proses pengajaran yang ideal ini tidak selalu dapat terlaksana karena berbagai faktor. Keadaan yang menggambarkan proses pengajaran yang bersifat menguatkan praktik tetapi tidak akan mengembangkan praktik dilukiskan oleh Sterling dalam gambar berikut :

Pengajar mengamati praktik tersebut (melalui staandar akuntansi) dan mengidntifikasi praktik yang berterima. Kemudian pengajar mengkodifikasi praktik yang nyatanya dijalankan sebagai praktik yang paling benar atau terbaik dan mengajarkan tanpa memasukkan gagasan alternatif. Lulusan perguruan tinggi akhirnya mempraktikkan apa yang diaajarkan dan menganggap praktik tersebur merupakan praktik yang benar.
Sterling menegaskan bahwa hubungan antara praktik dan pendidikan adalah harmonis tetapi antara pendidikan-praktik dan riset adalah terisolasi.pendidik akuntansi hanya mengajarkan apa yang nyatanya dipraktikkan karena kecenderungan mereka untuk menyiapkan peserta didik agar segera memperoleh pekerjaan. Pengajar cenderung untuk menghindari konflik antara apa yang nyatanya dipraktikkan dan apa yang seharusnya dipraktikkan.  Dengan kondisi macam ini, perguruan tinggi tunduk kepada praktik dan bukan sebaliknya mengembangkan atau memperbaiki praktik.

Peran Riset Akuntansi

Disini teori akuntansi dikembangkan agar pengetahuan akuntansi menjadi sejajar dengan pengetahuan ilmiah yang lain. Teori akuntansi disini akan berisi hipotesis-hipotesis tentang variabel-variabel yang berkaitan dengan pelaku ekonomi dan perilaku pasar modal yang diteorikan. Kecenderungan semacam ini makin menjauhkan dunia praktik dengan pendidikan karena peneliti dibidang akuntansi tidak berminat lagi untuk membahas masalah bagaimana memperlakukan suatu transaksi dan mengapa demikian. Sementara itu, praktisi selalu dihadapkan pada masalah aktual yang memerlukan keputusan mendesak sehingga praktisi tidak sempat lahi untuk memikirkan teori dibalik keputusannya. Kadangkala, keputusan lebih banyak didasarkan pada kepraktisan dan manfaat jangka pendek.
Tidak berarti dalam penelitian-penelitian semacam itu tidak ada manfaatnya. Yang sering dimasalahkan adalah bahwa hasil-hasil penelitian para akademisi kebanyakan tidak diarahkan untuk menjawab atau memecahkan masalah-masalah aktual yang langsung dihadapi oleh para praktisi. Sterling diatas, Kinney menggambarkan tiga aspek penting yang saling berkaitan yang melandasi pengembangan akuntansi yaitu : riset; pengajaran/pendidikan; dan praktik. Hubungan tersebut dilukiskan dalam gambar berikut :

Praktik akuntansi akan mengalami perkembangan yang sangat pesat dan memuaskan apabila terjadi interaksi yang baik antara ketiga aspek diatas.  Aliran yang berlawanan dengan arah jarum jam (aliran luar) menunjukkan kontribusi riset terhadap pengajaran/pendidikan yang pada gilirannya pengajaran menambah pengetahuan profesional untuk meningkatkan kualitas praktik. Aliran panah searah jarum jam (aliran dalam) menunjukkan kemampuan pengajar untuk mengevaluasi apa yang nyatanya dipraktikkan dan apa yang secara normatif atau idea harus dipraktikkan sehingga timbul gagasan-gagasan baru untuk pengembangan praktik. Gagasan – gagasan baru ini merupakan bahan penelitian dan pembahasan di tingkat akademik sehingga dihasilkan praktik-praktik alternatif yang dapat menjadi solusi apabila ditemukan masalah dalam praktik atau bila solusi tersebut lebih baik daripada apa yang nyatanya dipraktikkan.

Pengertian Akuntansi

Teori akuntansi sangat erat kaitannya dengan akuntansi keuangan bahkan teori akuntansi dijumpai khususnya dalam konteks akuntansi keuangan. Pengertian teori akuntansi sangat bergantung pada pengertian atau pendefinisian akuntansi sebagai suatu bidang pengetahuan. Artinya, kedudukan akuntansi dalam tatanan pengetahuan juga akan menentukan pengertian dari lingkup teori akuntansi. Perdebatan di tingkat akademik yang belum mencapai titik temu adalah jawaban atas pertanyaan apakah pengetahuan akuntansi dapat dikategorikan sebagai seni, sains, atau teknologi. Status yang jelas memudahkan pengembangan pengetahuan akuntansi untuk pencapaian tujuan sosial dan ekonomik tertentu. Lagi pula, kejelasan status akuntansi mempunyai implikasi terhadap arah studi dan praktik akuntansi.
Tidak ada definisi autoritatif yang cukup umum untuk dapat menjelaskan apa sebenarnya akuntansi itu. Oleh karena itu, banyak definisiyang diajukan oleh para ahli atau buku teks tentang pengertian akuntansi. Sebagai titik tolak pembahasan dalam buku ini, perlu dipilih definisi agar rerangka teori akuntansi dapat dikenali dengan jelas isi dan lingkupnya.
Akuntansi di definisi sebagai seperangkat pengetahuan Karena wilayah materi dan kegiatan cukup luas dan dalam serta telah membentuk. Kesatuan pengetahuan yang terdokumentasi secara sistematis dalam bentuk literatur akuntansi. Kesatuan pengetahuan tersebut dapat diajarkan dan dipelajari untuk mendapatkan kompetensi yang menjadi basis atau persyaratan Suatu profesi kesatuan pengetahuan akuntansi curiga menentang secara intelektual sehingga pengetahuan tersebut menjadi bidang studi yang dapat diajarkan secara formal di perguruan tinggi sampai pada tingkat Doktor. Akuntansi sebagai kegiatan penyediaan jasa (servis activity) mengisyaratkan bahwa akuntansi yang akhirnya harus diterapkan untuk merancang dan menyediakan jasa berupa informasi keuangan harus bermanfaat untuk kepentingan sosial dan ekonomi negara tempat akuntansi diterapkan (to be useful in making economic decisions).
  Karena karakteristik informasi yang dihasilkan akuntansi akan sangat bergantung pada lingkungan tempat akuntansi akan diterapkan, akuntansi sebagai seperangkat pengetahuan tertentunya akan membahas berbagai konsep dan alternatif serta implikasinya dalam berbagai kondisi lingkungan. Konsep yang dipilih dan diaplikasi dalam lingkungan tertentu akan menjadi suatu modal akuntansi untuk mencapai tujuan sosial tertentu. Untuk dapat memilih konsep yang relevan harus dipertimbangkan faktor lingkungan (sosial, politik, ekonomi, dan budaya). Tiap konsep atau alternatif tentunya dikembangkan dengan penalaran tertentu sehingga apabila konsep atau alternatif tersebut dipilih maka implikasinya terhadap kehidupan nyata dapat diprediksi.
 Definisi di atas belum memisahkan pengertian seperangkat pengetahuan ( a body of knowledge) dan fungsi (function). Pengertian pertama akan menentukan status akuntansi sedangkan pengertian kedua akan menentukan karakteristik praktik atau proses akuntansi dalam wilayah tertentu. Oleh karena itu, perlu di ajukan kan definisi akuntansi yang membedakan kedua aspek tersebut. Sebagai seperangkat pengetahuan akuntansi dapat didefinisikan sebagai:
  Seperangkat pengetahuan yang mempelajari perekayasaan penyediaan jasa berupa informasi keuangan kuantitatif unit-unit organisasi dalam suatu lingkungan negara tertentu dan cara penyampaian (laporan) informasi tersebut kepada pihak yang berkepentingan untuk dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan ekonomi.
 Dalam arti sempit sebagai proses, fungsi, atau praktik, akuntansi dapat didefinisikan sebagai:
 Proses pengidentifikasian, pengesahan, pengukuran, pengakuan, pengklasifikasian, penggabungan, peringkasan, dan penyajian data keuangan dasar (bahan oleh akuntansi) yang terjadi dari kejadian-kejadian. transaksi-transaksi, atau kegiatan operasi Suatu unit organisasi dengan cara tertentu untuk menghasilkan informasi yang relevan bagi pihak yang berkepentingan.
Akuntansi akan mempunyai pesan yang nyata jika informasi yang dihasilkan akuntansi  dapat mengendalikan perilaku pengambil keputusan ekonomi untuk bertindak kesuatu tujuan sosial dan ekonomi negara. Salah satu tujuan ekonomi negara adalah alokasi sumber daya secara efisien. Kebijakan pemerintah mempengaruhi perilaku pengambilan keputusan ekonomi dalam alokasi sumber daya ekonomi.

Seni,Sains dan Teknologi

Pada awalnya akuntansi dikatakan senagai kerajinan untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan dengan terjun langsung di praktek namun selanjutnya akuntansi merupakan suatu pengetahuan yang utuh yang diajarkan melalui institusi pendidikan. Seiring berjalannya waktu akuntansi melibatkan banyak pertimbangan nilai yang menuntut keahlian akan pengalaman, jadi ditarik kesimpulan bahwa jika akuntansi dikatakan keterampilan atau seni maka itu adalah cara penerapannya,bukan sifatnya. Akuntansi lebih dari sekedar seni. Muncul pertanyaan “apakah akuntansi adalah Pengetahuan atau Sains”. Agar disebut pengetahuan maka akuntansi harus memiliki beberapa keriteria diantaranya, kohersi ( berarti secara logis dan bernalar), korespondensi ( apakah terdapat teori yang mendasari didukung oleh fakta empiris di dunia nyata), keterujian (memiliki metode yang cukup untuk megujinya, keuniversalan (apakah teori-teori yang dipaparkan dapat menjelaskan fakta atau fenomena yang dibahas), maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sains adalah salah satu cabang pengetahuan (seperangkat) yang bertujuan untuk mendapatkan kebenaran atau validasi penjelasan tentang suatu fenomena dengan menerapkan metode ilmiah.
Hasil akhir sains adalah penjelasan berupa kumpulan pernyataan – pernyataan beserta argumen-argumen sebagai penjelasan yang telah tervalidasi yang secara keseluruhan membentuk teori. Teori diajukan untuk mendapatkan penjelasan yang valid tentang suatu fenomena, bukan untuk mencapai tujuan ekonomi,sosial,politik atau mengjustifikasi suatu kebijakan atau mempengaruhi perilaku karena sains harus bebas nilai, bermanfaat, sains tidak menghasilkan kebijakan atau preskripsi.
Bila akuntansi dianggap sains maka pembahasan lebih banyak pada gejala akuntansi, seperti : faktor – faktor apa saja yang mendorong manajemen laba, mengapa perusahaan memilih metode akuntansi tertentu dan sebagainya, dan tidak lagi membahas seperti : bagaimana tujuan pelaporan di capai, bagaimana memperlakukan objek transaksi yang baik dan efisien dan tidak lagi membahas menciptakan teknik,prinsip,perilaku akuntansi yang baru yang lebih baik.
Dari pengertian ini akuntansi tidak dapat diklasifikasikan sebagai sains. Tujuan akuntansi adalah menghasilkan atau menemukan prinsip-prinsip umum untuk menjustifikasi  kebijakan dalam rangka mencapai tujuan tertentu ( pelaporan keuangan) bukan untuk mendapatkan kebenaran penjelasan teori. Bahwa akuntansi tidak dapat diklasifikasikan sebagai sains bukan berarti bahwa akuntansi tidak ilmiah. Dalam proses pemahaman,pembelajaran,dan pengembangan akuntansi  dalam pendekatan atau sikap ilmiah tetap dapat diterapkan karena memberi keyakinan yang tinggi terhadap apa yang dihasilkan akuntansi. Keyakinan tinggi diperoleh karena argumen-argumen atau pertimbangan – pertimbangan yang digunakan dalam merumuskan prinsip, metoe dan teknik dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Akuntansi sebagai teknologi

Jika akuntansi bukan merupakan kerajianan dan sains, maka poin yang masih tersedia untuk mengklasifikasikan akuntansi adalah teknologi. Menurut sudibyo, definisi teknologi adalah merupakan seperangkat pengetahuan untuk menghasilkan sesuatu (goods) yang bermanfaat dan pengertian terkadang tidak terbatas pada teknologi fisik (hard teknology) tetapi juga teknologi lunak (soft tecnology). Teknologi merupakan sarana memecahkan masalah nyata dalam lingkungan tertentu dan untuk mencapai tujuan tertentu, oleh karena itu teknologi bermuatan budaya atau nilai tempat teknologi berkembang atau diterapkan.
Selanjutnya ditegaskan bahw a akuntansi tidak mempunyai sifat-sifat seperti sains. Karena akuntansi masuk dalam bidang pengetahuan teknologi, akuntansi masuk dalam bidang pengetahuan teknologi, akuntansi didefinisikan sebagai “rekayasa informasi dan pengendalian keuangan”. Sebagai teknologi akuntansi dapat memanfaatkan teori – teori  dan pengetahuan yang dikembangkan disiplin ilmu yang lain untuk mencapai tujuan tertentu tanpa harus mengembangkan teori tersendiri.

Perekayasaan Pelaporan Keuangan

Melekat tiap teknologi adalah masalah penentuan cara yang baik untuk mengerjakan atau mencapai sesuatu proses untuk menentukan cara terbaik untuk mendapatkan produk (hasil ) terbaik dalam penerapan suatu teknologi disebut perekayasaan (engineering).
Perekayasaan adalah proses terencana dan sistematis yang melibatkan pemikiran, penalaran, dan pertimbangan untuk memilih dan menentukan teori, pengetahuan yang yang tersdia, konsep, metode, teknik serta pendekatan untuk menghasilkan suatu produk (konkrit atau konseptual). Yang dimaksud akuntansi dalam perekayasaan adalah akuntansi dalam artian luas yaitu sebagai suatu sistem pelaporan keuangan umum yang melibatkan kebijakan umum akuntansi  ( mengenai struktur,mekanisme.pihak yang terlibat dan standart pelaporan) dalam suatu wilayah tertentu.
Dalam perekayasaan pelaporan keuangan akuntansi memanfaatkan pengetahuan dan sains dari berbagai disipilin ilmu. Tujuan akuntansi akan menjadi kekuatan pengarah dalam merekayasa akuntansi. Arah tujuan tersebut digunakan untuk mengevaluasi kebermanfaatan dan keefektifan produk yang dihasilkan. Perbedaan pelaporan keuangan dan laporan keuangan, pelaporan keuangan meliputi segala aspek yang berkaitan dengan penyediaan dan penyampaian informasi keuangan. Laporan keuangan adalah sesuatu yang dihasilkan dari proses perekayasaan.

Teori akuntansi sebagai sains

Teori sering diartikan sebagai sesuatu tidak operasional atau sesuatu bersifat abstrak atau sesuatu yang ideal senagai lawan dari sesuatu yang nyata yang dan dikerjakan dalam dunia nyata. Tujuan teori adalah menjelaskan dan memprediksi, menjelaskan berarti menganalisis dan memberi alasan mengapa fenomena atau fakta seperti yang diamati. Teori akuntansi sering dimaksudkan sebagai sains yang berdiri sendiri yang menjadi sumber / induk pengetahuan dan praktik akuntansi teori akuntansi akan merupakan seperangkat hipotesis-hipotesis yang bersifat deskriptif sebagai hasil penelitian dengan menggunakan metode ilmiah tertentu.

Teori Akuntansi Sebagai Penalaran Logis

Teori dapat pula diartikan sebagai suatu penalaran logis yang melandasi praktik (tindakan, kebijakan, atau peraturan) dalam kehidupan nyata. Teori berusaha untuk memberikan pembenaran (justification) terhadap praktik agar praktik mempunyai kekuatan untuk dapat dipertahankan atau dipertanggungjelaskan kelayakannya. Penalaran logis berisi asumsi, dasar pikiran, konsep, dan argument yang saling berkaitan dan yang membantuk suatu rerangka pikir yang logis. Hasil proses penalaran logis dapat dituangkan dalam bentuk dokumen yang berisi prinsip-prinsip umum yang menjadi landasan umum untuk menentukan tidakan atau praktik yang terbaik dalam mecapai suatu tujuan.
Paton dan Littleton mengemukakan bahwa tujuan teori akuntansi adalah menyediakan gagasan-gagasan mendasar yang menjadi basis atau fundasi dalam proses perekayasaan pelaporan keuangan. Hasil dari perekayasaan tersebut berupa doktrin yang berkaitan secara logis, terkoordinasi, dan konsisten yang mempunyai fungsi sebagai landasan untuk penurunan standar akuntansi.
Bila akuntansi dipandang sebagai teknologi, teori akuntansi dapat dipandang sebagai penjelasan atau pemikiran untuk menentukan apa dan bagaimana cara terbaik untuk memperlakukan (mendefinisi, mengukur, mengakui, dan menyajikan) suatu objek akuntansi.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa teori akuntansi merupakan penalaran logis, gagasan-gagasan mendasar, atau gagasan-gagasan yang berkaitan dan konsisten yang semuanya dapat disebut sebagai penalaran logis saja. Karena akuntansi diperlakukan sebagai teknologi, proses penalaran logis tersebut dapat disebut sebagai perekayasaan.
Secara ringkas dapat dikatakan bahwa teori akuntansi merupakan penalaran logis. Proses penalaran logis untuk akuntansi diwujudkan dalam bentuk perekayasaan pelaporan keuangan. Perekayasaan akuntansi menghasilkan suatu rerangka konseptual. Fungsi rerangka konseptual adalah untuk mengevaluasi atau membenarkan dan untuk mempengaruhi atau mengembangkan praktik akuntansi. Dengan kata lain, penalaran logis dapat digunakan untuk menilai apakah praktik yang sekarang berjalan telah mendukung atau menjamin tercapainya tujuan pelaporan yang dicanangkan dalam rerangka konseptual.
Mempengaruhi dan mengembangkan berarti bahwa kalau ada suatu masalah akuntansi dalam praktik yang perlakuannya belum diatur dalam suatu standar resmi maka pemecahannya dapay dilakukan oleh akuntan praktik dengan menggunakan penalaran logis seperti di atas sehingga praktik-praktik yang kemudian terjadi akan menjadi berdasar dan taat asas.

Aspek Sasaran Teori

Aspek sasaran ini mendasari pembedaan teori akuntansi menjadi teori akuntansi positif dan normatif. Klasifikasi ini sebenarnya merupakan konsekuensi logis dari pendefinisian akuntansi sebagai sains atau teknologi. Pandangan sains akan menghasilkan teori akuntansi positif dan pandangan teknologi akan menghasilkan teori akuntansi normatif. Klasifikasi ini terjadi karena sasaran yang berbeda yang ingin dicapai atau dihasilkan oleh teori akuntansi.
Penjelasan positif berisi pernyataan tentang sesuatu (kejadian, tindakan, atau perbuatan) seperti apa adanya sesuai dengan fakta atau apa yang terjadi atas dasar pengamatan empiris. Penjela
san  buruk atau relevan atau tak relevan dalam kaitannya dengan kebijakan ekonomik atau sosisal tertentu. Penjelasan normatif diarahkan untuk mendukung atau menghasilkan kebijakan politik sehingga bersfat pembuatan kebijakan.
Teori akuntansi positif mengajukan proposisi atau hipotesis bahwa perusahaan pemanufakturan cenderung memilih MPKP sedangkan perusahaan perdagangan cenderung memilih MTKP. Di pihak lain, sasaran teori akuntansi normatif adalah menghasilkan penjelasan atau penalaran mengapa perlakuan akuntansi tertentu lebih baik atau lebih efektif  daripada perlakuan akuntansi alternatif karena tujuan akuntansi tertentu harus dicapai. Jadi perbedaan teori akuntansi positif dan normatif timbul akibat perbedaan sasaran teori dan bidang masalah yang menjadi perhatian masing-masing teori. Bila dikaitkan dengan dikotomi sains-teknologi, teori akuntansi positif lebih erat kaitannya dengan akuntansi sebagai sains sedangkan teori akuntansi normatif lebih erat kaitannya dengan akuntansi sebagai teknologi.




Aspek Tataran Semiotika

Akuntansi berkepentingan dengan penyediaan dan penyampaian informasi sebagai sarana komunikasi bisnis sehingga akuntansi dapat disebut sebagai bahasa bisnis. Pesan atau makna yang ada di benak pengirim disimbolkan dalam bentuk ungkapan bahasa yang tepat agar makna tersebut ditafsirkan sama persis seperti yang dimaksudkan. Dalam ilmu bahasa, system komunikasi dan efek komunikatif (teori komunikasi) dipelajari dalam tiga kajian yaitu semiotika, linguistika, dan logika.
Semiotika merupakan bidang kajian yang membahas teori umum tentang tanda-tanda (signs) dan symbol-simbol dalam bidang linguistika. Linguistika itu sendiri merupakan bidang kajian ilmu bahasa yang membahas fonetik, gramatika, morfologi, dan makna kata atau ungkapan. Logika membahas masalah yang berkaitan dengan validitas penalaran dan penyimpulan. Sebagai teori umum dalam penyimbolan informasi, semiotika membahas tiga pertanyaan pokok yang berkaitan dengan symbol informasi. Ketiga pertanyaan tersebut adalah:


  1. Apakah symbol tersebut logis (masuk akal)?
  2. Apa makna yang dikandung oleh symbol?
  3. Apakah ungkapan tersebut mempunyai efek (pengaruh) terhadap penerima?

Pokok masalah di atas membentuk tiga tataran (level) semiotika yaitu sintaktika, semantika,dan pragmatika. Sintaktika menelaah logika dan kaidah bahasa yaitu hubungan logis di antara tanda-tanda atau symbol-simbol bahasa. Semantika menelaah hubungan antara tanda atau symbol dan dunia kenyataan (fakta) yang disimbolkannya. Pragmatika membahas dan menguji apakah komunikasi efektif dengan mempelajari ada tidaknya perubahan perilaku penerima.

Teori Akuntansi Semantik

Teori akuntansi semantic menekankan pembahasan pada masalah penyimbolan dunia nyata atau realitas (kegiatan perusahaan) ke dalam tanda-tanda bahasa akuntansi (elemen statemen keuangan) sehingga orang dapat membayangkan kegiatan fisis perusahaan tanpa harus secara langsung menyaksikan kegiatan tersebut. Teori ini berusaha untuk menjawab apakah elemen-elemen statemen keuangan benar-benar merepresentasi apa yang memang dimaksudkan dan untuk meyakinkan bahwa makna yang terkandung dalam symbol pelaporan tidak disalahartikan oleh pemakai. Teori ini banyak membahas pendefinisian makna elemen (objek), pengidentifikasian atribut atau karakteristik elemen sebagai bahan pendefinisian, dan penentuan jumlah rupiah (pengukuran) elemen sebagai salah satu atribut.
Pendefinisian merupakan langkah penting dalam teori semantik karena kesalahan pemaknaan mempunyai implikasi penting dalam pengoperasian akuntansi. Secara konseptual, informasi akuntansi dalam laporan terefleksi dalam tiga unsur yaitu elemen (objek) yang menyimbolkan kegiatan, jumlah rupiah sebagai pengukur, dan hubungan antarelemen. Objek, pengukur dan hubungan itulah membentuk makna yang akhirnya menjadi informasi. Jadi, teori akuntansi semantic berkepentingan dengan pelambangan dan penafsiran objek akuntansi untuk menghasilkan informasi semantik yang bermakna bagi pemakai laporan.

Teori Akuntansi Sintaktik

Teori akuntansi sintaktik adalah teori yang berorientasi untuk membahas masalah-masalah tentang bagaimana kegiatan-kegiatan perusahaan yang telah disimbolkan secara semantik dalam elemen-elemen keuangan dapat diwujudkan dalam bentuk statemen keuangan. Cakupan teori akuntansi sintaktik lebih luas dari sekedar menentukan hubungan structural antar elemen statemen keuangan. Teori sintaktik meliputi pula hubungan antara unsur-unsur yang membentuk struktur pelaporan keuangan atau struktur akuntansi dalam suatu negara yaitu manajemen, entitas pelapor (pelaporan), pemakai informasi, system akuntansi, dan pedoman penyusunan laporan. Dari segi sintaktik, teori akuntansi berusaha untuk memberi penjelasan dan penalaran tentang apa yang harus dilaporkan, siapa melaporkan, kapan dilaporkan, dan bagaimana melaporkannya.

  • Apa tujuan menyampaikan informasi keuangan?
  • Perilaku apa yang sengaja ingin dikendalikan melalui informasi keuangan?
  • Siapa entitas yang harus menyediakan informasi
  • Siapa yang dituju oleh informasi tersebut (pemakai laporan)?
  • Apa kepentingan pemakai laporan?
  • Objek-objek dari kegiatan fisis Apa yang harus dilakukan?
  • Bagaimana kegiatan fisis disimbolkan dalam bentuk elemen laporan keuangan?
  • Pesan pesan (messenger) apa harus disampaikan untuk memenuhi kepentingan pemakai statemen keuangan?
  • Bagaimana kesan pesan tersebut harus dikandung dalam elemen-elemen laporan keuangan?
  • Bagaimana elemen-elemen tersebut diukur dan disajikan sehingga bermakna bagi pemakainya?

Jawaban atas pertanyaan di atas akan membentuk aspek formal tanda bahasa akuntansi sebagai bahasa atau alat komunikasi bisnis. Elemen laporan keuangan dan pengukurnya di analogi dengan tanda bahasa sedangkan struktur pelaporan keuangan dianalogikan dengan tata bahasa. Struktur laporan keuangan menggambarkan hubungan fungsional pengirim, tanda bahasa, kaidah bahasa, dan penerima (pembaca laporan) sehingga terjadi komunikasi bisnis yang efektif. Kaidah bahasa (gramatika) merupakan analogi untuk prinsip akuntansi Berterima umum (PABU) termasuk didalamnya standar akuntansi (accounting standard). Karena fokus teori akuntansi syntactic adalah memberi penjelasan dan penalaran yang melandasi suatu struktur laporan keuangan, Teori ini kadang-kadang disebut pula dengan teori pendekatan struktural (structural approach) struktural akuntansi akan dibahas lebih lanjut dalam Bab 3.



 Teori Akuntansi Pragmatik

Teori akuntansi pragmatik memusatkan perhatiannya pada pengaruh informasi terhadap perubahan perilaku pemakai laporan. Dengan kata lain, teori ini ini membahas reaksi pihak yang dituju oleh informasi akuntansi. Apakah informasi sampai ke yang dituju dan an diinterpretasi dengan tepat merupakan masalah keefektifan komunikasi. Apakah akhirnya pihak yang dituju informasi memakai informasi tersebut untuk dasar pengambilan keputusan merupakan masalah ke bermanfaat (usefulness) informasi. Pada gilirannya, kebermanfaatan informasi akan menentukan keefektifan pencapaian tujuan pelaporan keuangan. Dalam mengukur kebermanfaatan informasi laba (earning), Lev 1989 mengidentifikasi konsep manfaat informasi sebagai berikut.

 Suatu pesan atau kejadian (misalnya pengumuman laba) dikatakan mengandung informasi Kalau pesan tersebut menyebabkan perubahan keyakinan penerima (pasar modal) dan memicu tindakan tertentu (misalnya terefleksi dalam perubahan harga atau volume saham di pasar modal). Apabila tindakan tersebut, dapat diyakini sebagai akibat informasi dalam pesan tersebut dapat dikatakan informasi tersebut bermanfaat. Dalam hal ini, perubahan harga atau volume saham yang diamati Memberi bukti adanya kebermanfaatan informasi.
 Jadi, informasi akuntansi dikatakan bermanfaat apabila informasi tersebut benar-benar atau seakan-akan digunakan dalam pengambilan keputusan oleh pemakai yang dituju. Hal ini ditunjukkan dengan adanya asosiasi antara angka akuntansi atau peristiwa (event) dengan retur (return), harga, atau volume saham di pasar modal.

 Teori pragmatik membahas berbagai hal dan masalah yang berkaitan dengan pengujian kebermanfaatan informasi baik dalam konteks pelaporan keuangan eksternal maupun manajerial. Perubahan perilaku yang diharapkan terjadi akibat informasi akuntansi tersebut merupakan bahan kajian Teori ini. Teori pragmatik akan banyak berisi pengujian-pengujian teori tentang hubungan antara variabel akuntansi dengan variabel perubahan atau perbedaan perilaku pemakai. Subjek atau pemakai yang diukur perilakunya dapat berupa para akuntan, perilaku pasar modal, manajer, dan auditor. Yang akan menjadi indikator perubahan perilaku antara lain perubahan harga saham, volume saham, kinerja manajer kinerja karyawan, kinerja perusahaan, dan perbedaan pemilihan metode akuntansi. Pengujian semacam itu melibatkan pengamatan terhadap apa yang menyatakan terjadi (data empiris) dan memerlukan metode pengujian tertentu (biasanya metode ilmiah). Dari segi semiotika, variabel akuntansi merupakan tanda bahasa, perubahan perilaku merupakan bukti pengaruhan, dan kebermanfaatan merupakan informasi pragmatik.
  Pembidangan teori atas dasar tataran atau rever semiotika sebenarnya tidak dimaksudkan untuk memisahkan perubahan teori secara kaku dan tegas Tetapi lebih untuk menggambarkan perbedaan orientasi. Dalam kenyataannya, sering sulit untuk menentukan apakah suatu baru pembahasan teori akuntansi masuk dalam salah satu tataran dan bahkan pembahasan tataran yang satu tidak dapat dipisahkan dengan dataran yang lain (khususnya sintaktik dan semantik). Bila dikaitkan dengan pembinaan positif normatif, teori sintaktik dan semantik pada umum nya bersifat normatif sedangkan teori pragmatik akan lebih bersifat positif. Karena pokok bahasan teori pragmatik pada umumnya adalah perilaku manusia dalam kaitanya dengan informasi, Teori ini sering di sifikasi sebagai akuntansi keperilakuan (behavioral accounting).

 Aspek Pendekatan Penalaran

  Telah di sebut sebelumnya bahwa teori akuntansi dapat diartikan sebagai saran logis yang memberikan penjelasan dan alasan tentang perilaku and akuntansi tertentu. Penjelasan ilmiah juga memerlukan suatu penalaran logis. Penalaran adalah proses berpikir logis dan sistematis untuk membentuk dan mengevaluasi suatu keyakinan (belift) terhadap suatu pernyataan atau penjelasan. Peranan logika sangat penting dalam penalaran. Pernyataan dapat berupa teori tentang suatu kejadian alam atau sosial. Teori (penjelasan) yang disusun dengan penalaran yang baik akan mempunyai validitas yang tinggi. Penalaran mempunyai peran penting dalam rangka menerima atau menolak kebenaran (validitas) suatu teori. Proses penyimpulan yang menghasilkan pernyataan atau penjelasan sebagai teori dapat bersifat deduktif maupun induktif.
 Penalaran Deduktif
  Penalaran deduktif adalah proses penyimpulan yang berawal dari suatu pernyataan umum yang disepakati (disebut premis) ke pernyataan khusus bagai simpulan (konkusi). Pernyataan umum yang disebabkan dan menjadi basis penalaran dapat berasal dari teori, prinsip, konsep, doktrin, atau norma yang dianggap benar, baik, atau relevan dalam kaitannya dengan tujuan menyimpulkan dan situasi khusus yang dibahas. Oleh karena itu pernyataan umum tersebut dapat saja memuat nilai-nilai etika, moral, ideologi, keyakinan, atau budaya.
 Penalaran deduktif dalam akuntansi digunakan untuk memberi penjelasan dan dukungan terhadap kelayakan suatu pernyataan akuntansi. Misalnya, akuntansi menyajikan aset sebesar historis karena akuntansi menganut konsep kontinuitas usaha. Dengan konsep ini, fungsi neraca adalah untuk menunjukkan sisa potensi jasa dan bukan menunjukkan nilai jual sehingga kos historis  merupakan pengukur yang paling tepat. Menganut konsep kontinuitas usaha merupakan premis sedangkan penilaian aset atas dasar historis merupakan konklusi.

 Penalaran induktif
  Penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif. Penalaran ini berawal dari suatu pernyataan atau keadaan yang usus dan berakhir dengan pernyataan umum yang merupakan generalisasi (perumpatan) dari keadaan khusus tersebut.
  Berbeda dengan penalaran deduktif, hubungan antara premis dan konklusi dalam penalaran induktif tidak langsung dan tidak sekuat hubungan dalam penalaran deduktif dalam penalaran deduktif kebenaran premis menjamin kebenaran konklusi asal penalaran logis. Dalam penalaran induktif, kebenaran premis tidak selalu menjamin kebenaran konklus yang bersifat perempatan atau generalisasi. Kebenaran konklusihanya dapat dijamin dengan tingkat keyakinan (confidence  level atau coefficient) tertent,  misalnya 95% atau 99%.
  Penalaran induktif dalam akuntansi pada umumnya digunakan untuk menghasilkan pernyataan umum yang menjadi penjelasan (teori) terhadap gejala akuntansi tertentu. Pernyataan-pernyataan umum tersebut biasanya berasal dari hipotesis yang diajukan dan diuji dalam suatu penelitian empiris. Hipotesis merupakan generalisasi yang dituju oleh penelitian akuntansi. Bila bukti empiris (atas dasar pengamatan terhadap sampel) konsisten dengan atau au mendukung generalisasi tersebut maka dapat dikatakan bahwa generalisasi tersebut menjadi teori yang balik dan mempunyai daya prediksi yang tinggi.
 Pengamatan beberapa perusahaan merupakan suatu keadaan khusus yang menjadi premis sedangkan pernyataan bahwa informasi bermanfaat merupakan generalisasi. secara artis generalisasi berarti menyimpulkan karakteristik populasi atas dasar kelas karakteristik sampel melalui pengujian statistik.
 Pada praktiknya, penalaran induktif dalam akuntansi tidak dapat dilaksanakan terpisah dengan penalaran deduktif atau sebaliknya. Kedua penalaran tersebut saling berkaitan. Premis dalam penalaran deduktif, misalnya, dapat merupakan hasil dari suatu penalaran induktif. Demikian juga, proposisi-proposisi akuntansi yang diajukan dalam penelitian biasanya diturunkan dengan penalaran deduktif. Pembahasan penalaran lebih mendalam disajikan dalam Bab 2.
 Bila dikaitkan dengan perspektif teori yang lain, teori akuntansi normatif biasanya berbasis penalaran deduktif sedangkan teori akuntansi positif biasanya berbasis penalaran induktif. Secara umum dapat dikatakan bahwa teori akuntansi sebagai penalaran logis bersifat normatif, syntactic, semantik, dan deduktif sementara teori akuntansi sebagai sains  bersifat positif, pragmatik, dan induktif .

Verifikasi Teori Akuntansi

 Agar meyakinkan, suatu teori harus benar (valid). Verifikasi teori merupakan prosedur untuk menentukan apakah suatu teori balita atau tidak.

Kak Zay
kegiatan sehari-hari kuliah dan berdagang. karena saya suka dengan teknologi saya memegang beberapa blog dan hanya memegang satu chennel di youtube

Related Posts

Post a Comment

SUBSCRIBE BLOG