A. SEGMENTED REPORTING
(Sistem
Laporan Yang Tersegmen) Segmen adalah setiap bagian dari suatu perusahaan di
mana mengakibatkan manajer mencari data -data biaya – biaya di bagian yang
bersangkutan. Perusahaan pada umummnya memiliki banyak segment atau divisi produk
mereka. Dan segment ini memiliki profit yang berbeda-beda pula satu sama lain.
Misalkan sebuah perusahaan mempunyai 3 line products A,B dan C. Dan produk A
mempunyai Contribution Margin (CM) sebesar 50%, produk B 45% dan produk C 30%.
Ketiga produk tersebut memiliki CM yang berbeda kemudian memiliki profit yang
berbeda-beda pula. Terkadang ada line produk yang mengalami kerugian. Hal ini
disebabkan karena sales yang dihasilkan tidak bisa menutupi fixed cost dari
segment tersebut.
Alasan seorang
manajer mencari data laporan segmen :
- Ada kemungkinan 1 divisi atau lebih kurang efektif cara kerjanya
- Ada kemungkinan satu produk kurang mendapat pasar.
- Satu daerah pemasaran mungkin kurang baik dibanding dengan bagian yang lain.
Manfaat
Segmented Reporting:
- Manajer dapat menyelidiki secara seksama kecenderungan setiap segmen apakah akan memberikan prospek lebih baik atau tidak. Dengan demikian manajer memperoleh wawasan yang luas untuk setiapsegmen. Laporan disegmented untuk keperluan intern perusahaan.
- manager bisa melihat line produk mana yang menghasilkan profit dan line produk mana yang tidak menghasilkan profit yang signifikan ataupun mengalami kerugian. Sehingga manager bisa mengambil keputusan yang tepat mengenai kondisi perusahaan.
Di Dalam Laporan
Segmen Ada 2 Macam:
- Common Fixed Cost
Biaya yang tidak dapat dikaitkan langsung atau
ditelusuri langsung pada segmen tertentu, dan biaya tetap ini timbul karena
aktivitas perusahaan secara keseluruhan (dinikmati bersama oleh segmen yang
ada).
mis : Gaji Penyelia/Supervisor Pabrik
- Direct Fixed Cost
Biaya yang dapat dikaitkan atau ditelusuri langsung
pada segmen tertentu.
Mis
: penyusutan peralatan segmen (Untukk produk tertentu).
Petunjuk
praktis apakah biaya tetap itu masuk Direct Fixed Cost ataukah Common Fixed
Cost, apabila segmen itu dihapus kemudian biaya tetap itu hilang maka biaya
tetap itu masuk Direct Fixed Cost. Segmen Margin adalah margin yang tersedia
untuk menutupi direct costnya yang terdiri dari variabel dan Direct cost.
Untuk
memahami segment reporting lebih jauh lagi, perlu dimengerti mengenai konsep
traceable fixed cost dan common fixed cost. Traceable fixed cost adalah fixed
cost yang dimiliki hanya pada segement tertentu. Jadi misalkan produk A
memiliki traceable fixed cost sendiri dan berbeda dengan treaceable fixed cost
produk B maupun C. Jika line produk A dihilangkan maka traceable fixed cost A
pun hilang.
Contoh:
1. Gaji
manager untuk line produk A adalah traceable fixed cost untuk produk A. Jika
line produk A dihilangkan, maka gaji manager ini pun dieliminasi.
2. Mantanance
cost untuk bangunan Boeing 747 adalah traceble fixed cost untuk segment produk
747.
Common
fixed cost adalah fixed cost yang digunakan untuk mendukung operasi lebih dari
satu segment, namun tidak dapat dibagi pada satu segment tertentu (tiap segment
produk). Bahkan jika semua segment dihilangkan, maka tetap tidak ada perubahan
pada commom fixed cost. Contoh
1. Gaji
dari CEO Hyundai Motor adalah common fixed cost dari seluruh divisi maupun
segment produk Hyundai Motor. Jadi walaupun salah satu line produk Hyundai
Motor misalkan Hyundai SantaFe dihilangkan, gaji CEO tidak dapat dihilangkan
atau dihapus.
B.
PERFORMANCE
MEASUREMENT (ROI, EVA)
Pengukuran
Kinerja Keuangan Selama ini untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan, biasanya
dinilai dengan laba akuntansi, dengan alat ukur yang lazim digunakan untuk
mengukur tingkat laba (profitability ratios) adalah Return on Assefs dan Return
on Equity (Palepu, 2004:5-5), Selanjutnya Garrison dan Noreen (2003:542)
mengukur rasio profitabilitas hanya dengan Return on lnvestmenf saja sementara
Horngren (2009:827) membagi rasio profitabilitas menjadi Return on lnvestment,
Residual lncome, dan Return on Sales.
Pendekatan
rasio profitabilitas (profitability ratio method), merupakan suatu pendekatan
yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan. Metode rasio profitabilitas yang dijelaskan berikut ini hanya
berkaitan dengan penilaian atas hasil dari investasi yang terdiri atas:
- Hasil dari total aktiva atau hasil dari investasi (return on assets atau return on investmenfs), merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan total aktiva. Metode hasil atas total aktiva ini, digunakan untuk mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan sumber ekonomi yang berupa total aktiva untuk menciptakan keuntungan. Formula yang digunakan untuk menghitung hasil dari total aktiva (return on assets atau return on investment) atau ROA/ROI, sebagai berikut:
2.
Hasil dari ekuitas (return
on equity), merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan
ekuitas. Metode ini memberikan gambaran tentang pengukuran efektivitas perusahaan
dalam memanfaatkan ekuitas untuk menciptakan keuntungan. Formula untuk
menghitung hasil dari ekuitas (return on equity) atau ROE sebagai berikut:
3.
Hasil dari
penjualan (return on sales/profit margin), merupakan perbandingan antara laba
bersih setelah pajak dengan penjualan bersih. Metode ini memberikan gambaran tentang
pengukuran efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan hasil penjualan untuk menciptakan
keuntungan. Formula untuk menghitung hasil dari penjualan (return on sa/es)
atau ROS sebagai berikut:
Pendekatan rasio
profitabilitas memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan pendekatan rasio
profitabilitas adalah proses perhitunlan kinerja investasi dengan metode yang
relatif sederahana' Sedangkan kekurangannYa adalah:
1. Tidak
niendisarkan pada arus kas, sehingga hasil dari investasi tidak mencerminkan
nilai riil.
2. Tidak
mempertimbangkan nilaiwaktu uang dan
3. Hasil
atas investasi bukan merupakan hasil atas investasi secara netto, karena tidak dikurangkan
dengan biaya ekuitas yang diperoleh dalam rangka menghimpun dana untuk di investasikan.
Economic
Value Added (EVA) Pada tahun 1961, dua orang profesor dalam bidang keuangan,
yaitu Professor Franco Modigliani and Professor Merton H" mempublikasikan
"Dividend Policy, Growth and the Valuation of Shares" pada Journal of
Business. lde mengenai free cash flow dan evaluasi bisnis dalam basis kas yang
dibahas dalam jurnal ini kemudian dikembangkan menjadi konsep Economic Value
Added (EVA) oleh Bennett stewart and Joel stern of stern, stewart &
company. EVA didefinisikan sebagai laba bersih setelah pajak dan setelah
dikurangi biaya modal. (Tully, 1993) mendefinisikan modal sebagai kas, persedian
dan modal kerja ditambah dengan peralatan.dan bangunan. Biaya modal merupakan tingkat
pengembalian yang. diharapkan oleh pemegang saham dan kreditur. Saat pendapatan
melebihi biaya untuk menla'iantian bisnis tersebut dan biaya modal, maka
perusahaan dapat dikaiakan menghasilkan kemakmuran bagi para pemegang sahamnya.
Perhitungan EVA Formula perhitungan EVA adalah sebagai berikut :
EVA = Net Operating Profit - Taxes –
Cost of Capital
Dimana
Net Operating Profit - Taxes atau NOPAT dapat diperoleh dari laporan laba rugi.
NOPAT merupakan hasil pengurangan laba operasi dengan pajak. Dimana Laba
operasi merupakan hasil pengurangan antara penjualan atau pendapatan operasi
dikurangi dengan cost of sa/es dan biaya penjualan, administrasi, umum. Sebelum
menghitung cost of capital, perusahaan harus terlebih dahulu menghitung berapa
modal yang digunakan untuk menjalankan bisnis dalam perusahaan tersebut. Ada
dua jenis modal yang pada umumnya dimiliki perusahaan, yaitu modal yang
diperoleh melalui pinjaman dan modal yang dimiliki perusahaan. Modal yang
diperoleh dari pinjaman memiliki biaya bunga yang dikenankan oleh kreditur,
sementara modal yang dimiliki perusahaan didapatkan dari para pemegang saham
dengan tingkat pengembalian tertentu yang diharapkan dari para pemegang saham
tersebut. Setelah mengetahui modal yang dimitiki perusahaan, selanjutnya, untuk
menghitung EVA, kita perlu menghitung Weighted average cost of capital (WACC)
yang terdiri dari berbagai komponen struktur modal dan faktor pembobotan untuk
menentukan cosf of capitat. Hasil dari WACC ini kemudian dikalikan dengan modal
yang digunakan perusahaan untuk mengetahui cosf of capital tersebut.
Post a Comment
Post a Comment