-->

Makalah Theory Of Planned Behavior



A.  PENDAHULUAN
B.   SEJARAH THEORY OF PLANNED BEHAVIOR
Theory of planned behavior (TPB; Ajzen 1988, 1991) adalah sebuah teori perluasan dari teori sebelumnya yaitu theory of reasoned action (TRA; Fishbein dan Ajzen 1975; Ajzen dan Fishbein 1980) yang melanjutkan penjelasan mengenai ketertarikan perhatian dalam  psikologi (Sheppard dkk. 1988; Ajzen 2001). Kedua model mempertimbangkan proses yang disengaja dilakukan dan implikasinya terhadap perilaku individu. Theory of reasoned action (TRA) berasal dari penelitian Fishbein mengenai sikap atau pendirian individu yang disebabkan oleh perilaku. (Fishbein 1967a) dan analisa gangguan untuk memprediksi perilaku individu terhadap sikapnya.
Theory of reasoned action (TRA) sendiri juga sering disebut Behavioral Intention Theory. Model ini menggunakan pendekatan kognitif dan dasari ide bahwa,”…manusia adalah hewan yang memiliki alasan dalam memilih aksi yang dilakukan, prosesnya sitematis dan memanfaatkan informasi yang tersedia bagi mereka....” (Ajzen dan Fishbein, 1980;Fishbein dan Middlestadt: 1989)

C. Definisi Theory of Planned Behavior
Theory of planned behavior adalah teori yang menekankan pada rasionalitas dari tingkah laku manusia juga pada keyakinan bahwa target tingkah laku berada di bawah kontrol kesadaran individu.  Perilaku tidak hanya bergantung  pada intensi seseorang, melainkan juga pada faktor lain yang tidak ada dibawah kontrol dari individu, misalnya ketersediaan sumber dan kesempatan untuk menampilkan tingkah laku tersebut (Ajzen, 2005).
Prinsip dalam teori ini adalah prinsip kesesuaian (principle of compatibility) yang menjelaskan sikap dan perilaku yang dibagi dengan empat elemen yaitu aksi, target, konteks dan waktu, dan hubungan antara sikap dan perilaku akan maksimal jika setiap elemennya berfungsi secara maksimal. Maka, perilaku terdiri dari (a) aksi atau perilaku yang dilakukan, (b) performa target atau obyek, (c) konteks, dan (d) waktu spesifik, contohnya seseorang yang fokus pada kebersihan mulut akan (a) menyikat (b) gigi (c) dikamar mandi (d) setiap pagi setelah sarapan.
Teori ini secara jelas menggambarkan hubungan antara keyakinan (beliefs), sikap (attitude), kehendak atau intense (intention), da perilaku (behavior).

D. Komponen Theory of Planned Behavior
Beberapa komponen dalam teori ini berdasarkan skema diatas yaitu:
1)      Behavioral belief yang memengaruhi attitude toward behavior. Behavioral belief adalah hal-hal yang diyakini individu mengenai sebuah perilaku dari segi positif dan negatif  atau kecenderungan untuk bereaksi secara afektif terhadap suatu perilaku. Sedangkan attitude toward behavior  yaitu sikap individu terhadap suatu perilaku diperoleh dari keyakinan terhadap konsekuensi yang ditimbulkan oleh perilaku tersebut.
2)      Normative belief yang memengaruhi subjective norms. Normative belief adalah norma yang dibentuk orang-orang disekitar individu yang akan berpengaruh dalam pengambilan keputusan. Sedangkan subjective norms didefinisikan sebagai adanya persepsi individu terhadap tekanan sosial yang ada untuk menunjukkan atau tidak suatu perilaku. Subjective norms ini identik dengan belief dari seseorang tentang reaksi atau pendapat orang lain atau kelompok lain tentang apakah individu perlu, harus, atau tidak boleh melakukan suatu perilaku, dan memotivasi individu untuk mengikuti pendapat orang lain tersebut (Michener, Delamater, & Myers, 2004)
3)      Control belief yang memengaruhi perceived behavior control. Control belief adalah pengalaman pribadi, atau orang disekitar akan mempengaruhi pengambilan keputusan individu. Perceived behavioral control adalah keyakinan bahwa individu pernah melaksanakan atau tidak pernah melaksanakan perilaku tertentu. Percieved behavior control juga diartikan persepsi individu mengenai kontrol yang dimiliki individu tersebut sehubungan dengan tingkah laku tertentu (Ismail dan Zain: 2008)
Ketiga komponen ini dipengaruhi oleh beberapa variabel seperti faktor ersonal berupa sikap umum, kepribadian, nilai hidup, emosi, kecerdasan; faktor sosial berupa usia, jenis kelamin, etnis, pendidikan, penghasilan, dan agama, faktor infirmasi seperti pengalaman, pengetahuan, dan ekspos media.
Ketiga komponen ini pula akan memengaruhi intensi atau kehendak individu dalam berperilaku nantinya. Fishbein dan Ajzen (1975) mendefinisikan intensi sebagai komponen dalam diri individu ayang mengacu pada keinginan untuk melakukan tingkah laku tertentu. Bandura (1986) menyatakan intensi merupakan suatu ebulatan tekad untuk melakukan aktivitas tertentu atau menghasilkan suatu kedaan tertentu di masa depan.
Komponen yang memengaruhi perceived behavior control dan behavior secara langsung disebut actual behavior control.

E. Aplikasi Penerapan Theory of Planned Behavior
Penelitian sebelumnya menggunakan teori ini dalam mengetahui ada tidaknya pengaruh hubungan independen antara indentitas diri individu dengan niatan atau rencana berperilaku. Hal ini dilakukan karena keragu-raguan terhadap pengaruh sikap individu dalam konsumsi sayuran organik yang dihasilkan negara. Hal ini berart intensi dan perilaku yang diteliti adalah konsumsi sayuran organik.
1.    Attitude Toward Behavior
Masyarakat United States bereaksi terhadap sayuran organik. Sayuran organik dianggap solusi akan kekhawatiran penggunaan nitrogen sintetis yang telah meningkat enam kali lipat dan produksi pestisida telah meningkat sekitar dua puluh kali (Andow dan Davis: 1989).
2.    Subjective Norms
Banyak orang bersedia membayar premi besar untuk makanan yang diproduksi secara organik seperti buah organik yang dihasilkan dan vegetasi khusus. Saat ini diperkirakan perintah harga premium semakin mengingkat. (Chadwick dkk: 1990). Banyaknya orang yang melakukan hal tersebut turut memengaruhi keputusan individu dalam masyarakat tersebut untuk turut membayar tinggi demi konsumsi sayuran organic.
3.    Perceived Behavioral Control
Pengalaman individu dalam konsumsi sayuran organik terjadi sejak akhir perand dunia II di United States. Hal ini membuat wapsada individu dan memutuskan mengkonsumsi yang aman.
Dewasa ini, teori ini juga dapat diterapkan untuk beberapa perilaku sehat lainnya, seperti pencegahan perilaku merokok. Komponen attitude toward behavior dari pencegahan perilaku merokok adalah membuat perokok percaya akan hal postitif dan negative dari merokok sehingga ia memiliki kecenderungan untuk  sadar akan konsekuensi merokk. Komponen subjective norms adalah orang-orang disekitar perokok yang diminta atau dibuat untuk mendukung perokok berhenti merokok; perokok juga distimulasi agar menginternalisasi bahwa ia harus berhenti merokok. Lalu, komponen   perceived behavioral control adalah penggalian pengalaman buruk akibat merokok serta mendukung perokok agar mengkontrol perilaku merokoknya.
F. Kelebihan Theory of Planned Behavior
Teori ini dapat memberi pegangan untuk menganalisa komponen perilaku dalam item yang operasional. Hal ini memudahkan berbagai tipe pencegahan yang dapat dipertimbangkan. Sasaran teori ini adalah prediksi perilaku yang dapat diamati secara langsung dan dibawah kendali seseorang. Teori ini juga relative mudah diaplikasikan pada pengggunaan substansi tertentu seperti rokok, narkoba, alcohol, perilaku makan, penggunaan kondon, dan lain sebagainya.

G.  Kelemahan Theory of Planned Behavior
Teori ini masih relatif baru dan kurang banyak digunakan dan kurang banyak dikenal (Smet: 1994). Selain itu pemanfaatan teori ini membutuhkan bantuan atau control dari orang lain. Orang lain sangat berpengaruh terhadap komponen teori ini.

H. Model The Plan Of Behavior
1.    Background Factors (Latar Belakang)
Latar belakang atau Bacground Factors disini meliputi usia, jenis kelamin, suku, status social ekonomi, mood (suasana hati), sifat kepribadian, dan pengetahuannya dapat mempengarihi perilakunya. Disini dia memasukkan tiga faktor latar belakang, yakni Personal, Sosial, dan Informasi. Faktor personal adalah sikap umum seseorang terhadap sesuatu, sifat kepribadian (personality traits), nilai hidup (values), emosi dan kecerdasan yang dimilikinya. Faktor Sosial antara lain adalah usia, jenis kelamin, etnis, pendidikan dan agama. Faktor Informasi adalah pengalaman, pengetahuan dan ekspose pada media.
2.    Behavioral Belief (Kenyakinan Perilaku)
Kepercayaan dari seseorang individu tentang konsekuensi dari perilaku tertentu. Konsep ini didasarkan pada kemungkinan subjektif bahwa perilaku akan menghasikan suatu hasil.
3.    Attitude Toward Behavior (Sikap Terhadap Perilaku)
Penilaian positif atau negative dari perilaku tertentu. Hal ini ditentukan oleh hubungan kepercayaan terhadap perilaku dengan hasil dari berbagai perilaku dan sifat lainnya.
4.    Normatif Bellief (Kenyakinan Normatif)
Disini adalah faktor lingkungan social yang berpengaruh terhadap individu, dan dapat mempengaruhi keputusannya.
5.    Subjective Norm (Norma Subjective)
Sejauh mana seseorang memiliki motivasi untuk mengikuti pandangan orang terhadap perilaku yang akan dilakukannya (Normative Belief). Fishbein & Ajzen (1975) menggunakan istilah motivation to comply untuk menggambarkan fenomena ini, yaitu apakah individu mematuhi pandangan orang lain yang berpengaruh dalam hidupnya atau tidak.
6.    Kepercayaan Kontrol (Control Beliefs)
Kepercayaan dari seorang individu tentang adanya faktor yang dapat memfasilitasi atau menghalangi kinerja dari perilaku (Ajzen, 2001). Konsep kontrol terhadap perilaku yang konseptual berkaitan dengan kemanjuran sendiri.
7.    Kontrol Perilaku yang Dipersepsi (Perceived Behavioral Control)
Individu yang dianggap memudahkan atau menghambat untuk melakukan perilaku tertentu (Ajzen, 1988). Hal ini diasumsikan bahwa kontrol perilaku yang dipersepsi ditentukan oleh total set yang diperoleh dari kepercayaan kontrol          
8.    Niat untuk melakukan perilaku (Intention)
Kecenderungan seseorang untuk memilih melakukan atau tidak melakukan sesuatu pekerjaan. Niat ini ditentukan oleh sejauh mana individu memiliki sikap positif pada perilaku tertentu, dan sejauh mana bila dia memilih untuk melakukan perilaku tertentu itu dia mendapat dukungan dari orang-orang lain yang berpengaruh dalam kehidupannya.
9.    Behavior (Perilaku)
Kata seorang Ajzen, perilaku adalah fungsi dari niat yang kompatibel dan tanggapan dari perilaku dalam kontrol perilaku yang dipersepsi. Diharapkan efek moderat pada niat perilaku, yaitu niat baik menghasilkan perilaku hanya ketika kontrol perilaku yang dipersepsi kuat.
10.              Kendali Tingkah Laku Nyata (Actual Behavioral)
Segala hal yang secara actual tersedia dalam membentuk kontrol perilaku dan perilaku itu sendiri, seperti dukungan dari orang lain, uang, keahlian, waktu, dan lain sebagainya.
Kak Zay
kegiatan sehari-hari kuliah dan berdagang. karena saya suka dengan teknologi saya memegang beberapa blog dan hanya memegang satu chennel di youtube

Related Posts

Post a Comment

SUBSCRIBE BLOG