-->

SELF AFICACY DAN STATE GOAL ORIENTATION



A. PENDAHULUAN

B.   Pengertian SELF AFFICACY
            Bandura menjelaskan bahwa dalam kehidupan sehari-hari orang harus membuat keputusan untuk mencoba berbagai tindakan dan seberapa lama menghadapi kesulitan-kesulitan. Teori belajar sosial menyatakan bahwa permulaan dan pengaturan transaksi dengan lingkungan sebagian ditentukan oleh penilaian self-efficacy, orang cenderung menghindari situasi-situasi yang diyakini melampaui kemampuannya, akan tetapi dengan penuh keyakinan, mereka akan mengambil dan melakukan kegiatan yang diperkirakan dapat diatasinya. Self-efficacy yang mendorong individu untuk terlibat aktif dalam suatu kegiatan, akan mendorong perkembangan kompetensi. Sebaliknya, self-efficacy yang mengarahkan individu untuk menghindari lingkungan dan kegiatan akan memperlambat perkembangan kompetensi dan melindungi persepsi diri yang negatif dari perubahan yang akan membangun individu. Jika hal ini terjadi, individu tersebut akan mengalami kesulitan untuk berkembang.

C. Besar upaya dan ketekunan
            Penilaian efficacy menentukan seberapa besar usaha yang dikeluarkan, dan seberapa kuat inividu bertahan dalam rintangan dan pengalaman yang menyakitkan. Semakin kuat presepsi self-efficacy maka akan semakin giat dan tekun usaha individu ketika menghadapi kesulitan, individu yang mempunyai keraguan tentang kemampuannya akan mengurangi usahanya bahkan individu tersebut akan menyerah. Sedangkan mereka yang memiliki efficacy yang kuat, akan menggunakan usaha yang lebih besar untuk mengatasi tantangan. Dengan kata lain usaha manusia untuk mencapai sesuatu memerlukan perasaan keunggulan pribadi (sense of personal efficacy) yang optimis.
            Penilaian self-efficacy yang rendah merupakan hambatan internal menuju kemajuan dan menghalangi kemampuan untuk mengatasi hambatan eksternal secara efektif. Self-efficacy yang rendah dapat menghalangi usaha meskipun individu memiliki keterampilan, dan keadaan ini akan lebih mudah untuk menyebabkan individu putus asa.

D. Pola berpikir dan reaksi emosional
            Penilaian individu tentang kemampuannya juga akan mempengaruhi pola berfikir dan reaksi emosional mereka. Individu yang menilai dirinya inefficacy dalam menghadapi tuntutan lingkungan akan mengalami defisiensi personal, dan akan berpikir tentang potensi kesulitan yang lebih besar dari sebenarnya. Akibat dari fikiran tersebut akan menghasilkan reaksi emosional yang tinggi, sepanjang orang percaya mereka dapat mencegah, mengurangi atau mungkin mengakhiri peristiwa yang menyakitkan (aversive) mereka mempunyai sedikit alasan untuk takut. Dan perubahan-perubahan  akan  jelas    dalam  intensitas reaksI sebagai fungsi self-efficacy  yang  berbeda membuktikan, bahwa stres  yang  berlebihan  disebabkan oleh persepsi ineficacy dari tugas-tugas itu sendiri.
            Dalam memecahkan masalah yang sulit, individu yang mempunyai efficacy tinggi cenderung mengatribusikan kegagalannya pada usaha-usaha yang kurang, sedangkan individu yang memiliki efficacy rendah, menganggap kegagalan berasal dari kurangnya kemampuan.

E. Aspek-aspek self-efficacy
            Menurut Bandura (Ghufron dan Rinaswita, 2010: 80), self-efficacy pada setiap individu akan berbeda satu individu dengan yang lainnya berdasarkan tiga dimensi. Berikut adalah tiga dimensi tersebut.

a.         Dimensi tingkat (magnitude/level)
Dimensi ini berhubungan dengan tingkat kesulitan terhadap masalah yang dihadapi oleh seorang individu. Dalam hal ini apakah individu mampu menyelesaikan masalah tersebut atau tidak. Apabila individu dihadapkan pada tugas-tugas yang disusun menurut tingkat kesulitan tertentu, maka self-efficacy individu mungkin akan terbatas pada tugas-tugas yang mudah, sedang, atau bahkan meliputi tugas-tugas yang paling sulit, sesuai dengan batas kemampuan yang disarankan untuk memenuhi tuntutan perilaku yang dibutuhkan pada masing-masing tingkat. Dimensi ini berdampak pada pemilihan tingkah laku yang akan dicoba atau dihindari. Apabila seorang individu merasa mampu untuk melakukan tugas yang diberikan maka ia akan mencoba menyelesaikannya begitu pula sebaliknya.

b.         Dimensi kekuatan (strength)
Dimensi ini berhubungan dengan tingkat kekuatan atau kelemahan keyakinan atau pengharapan individu terhadap kemampuan yang dimilikinya. Keyakinan yang kurang terhadap kemampuan yang dimilikinya akan berdampak pada mudah digoyahkan oleh pengalaman-pengalaman yang tidak mendukung. Sebaliknya, keyakinan yang tinggi mendorong individu tetap bertahan dalam usahanya. Meskipun mungkin ditemukan pengalaman yang kurang menunjang. Dimensi ini biasanya berkaitan langsung dengan dimensi level, yaitu makin tinggi taraf kesulitan tugas, makin lemah keyakinan yang dirasakan untuk menyelesaikannya.

c.         Dimensi Generalisasi (generality)
Dimensi ini berkaitan dengan luas bidang tingkah laku keyakinan individu akan kemampuannya untuk mencapai suatu keberhasilan. Individu dapat merasa yakin atau tidak yakin terhadap kemampuan dirinya. Apakah terbatas pada suatu aktivitas dan situasi tertentu atau pada serangkaian aktivitas dan situasi yang bervariasi.
Dalam penelitian ini, self-efficacy dipandang sebagai keyakinan diri seseorang terhadap kemampuannya untuk melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu masalah yang melibatkan kemampuan berpikir kritisnya. Pengukuran self-efficacy dalam penelitian ini difokuskan pada tiga dimensi yaitu dimensi magnitude/level, dimensi strength, dan dimensi generality yang kemudian diturunkan menjadi indikator-indikator.

  1. TEORI TUJUAN NEGARA
            Negara merupakan organisasi kekuasaan yang merupakan perkumpulan masyarakat dan merupakan organisasi yang mencapai suatu tujuan dengan bersama-sama.

Maka dari itu kami akan membahas tentang teori tujuan negara. Sebenarnya untuk tujuan negara sendiri miliki tujuan masing-masing sesuai dengan negaranya dan masyarakatnya tapi kami akan menjelaskannya dengan detail dan sangat terperinci. Nah!! langsung saja mari kita baca dibawah ini.
Sebenarnya ada beberapa teori tujuan negara maka dari itu kami akan menjelaskan apa saja teori negara menurut para ahli sebagai berikut:

1. Teori Kekuasaan Negara
            Menurut banyak orang negara merupakan wilayah kekuasaan, memang benar tujuan negara adalah untuk memperluas dan memperkuat atau mempertahankan negara agar negara tersebut semakin disegani negara-negara yang lainnya. Untuk mencapai tujuan tersebut masyarakat harus berkorban untuk negaranya masing-masing.

            Kepentingan negara adalah kepentingan seluruh rakyat yang ada di negara tersebut. Maka dari itu para rakyat yang ada dinegara tersebut harus siap berkorban demi kejayaan dan kesejahteraan negara tersebut.

2. Teori Negara Hukum
            Menurut pada ahli negara adalah ajaran hukum, salah satu tujuan didirikannya suatu negara adalah untuk menyelenggarakan masyarakat yang tertib terhadap hukum yang sudah berlaku, dengan berdasarkan pada hukum yang sudah ditetapkan negaranya tersebut.
            Dalam negara yang memakai hukum, segala kekuasaan dari alat-alat kepemerintahan sudah didasarkan dengan hukum yang sudah berlaku. Semua masyarakat tanpa ketercuali harus patuh pada hukum yang sudah ditetapkan pada suatu negara.
            Didalam hukum negara, hak-hak para rakyat harus dijamin sepenuhnya oleh negara atau sebaliknya para rakyat harus mematuhi hak-hak hukum yang ada di negara tersebut. Teori ini diajarkan oleh seorang ahli yang bernama H. Krabbe dan Immanuel Kant.
Kak Zay
kegiatan sehari-hari kuliah dan berdagang. karena saya suka dengan teknologi saya memegang beberapa blog dan hanya memegang satu chennel di youtube

Related Posts

Post a Comment

SUBSCRIBE BLOG